Sejarah Pensyariatan Salat Gerhana, Penting Diketahui Kaum Muslim

17 hours ago 7

loading...

Disyariatkannya salat gerhana secara langsung mematahkan mitos jahiliyyah, dugaan mereka bahwa gerhana berkaitan dengan kematian seseorang, dibantah, dan mendorong peradaban masyarakat ke arah pembuktian sains, bukan keyakinan berdasarkan takhayul semata.

Sejarah pensyariatan salat gerhana dan hikmah dibalik anjurannya dalam Islam, penting diketahui kaum muslimin. Peristiwa gerhana ini termasuk tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah .

Sebelum Islam datang, dulu orang-orang Arab Jahiliyah menyebutnya sebagai pertanda kematian. Ada pula yang memahaminya sebagai pertanda terjadinya sebuah peristiwa.

Semalam, gerhana bulan total kembali terjadi di Indonesia tepatnya mulai Minggu malam (7/9) hingga Senin (8/9) dini hari tadi.
Hampir semua wilayah di Indonesia dapat menyaksikan kebesaran Allah tersebut. Peristiwa gerhana bulan ini tidak hanya terjadi di masa sekarang, peristiwa tersebut juga pernah terjadi pada masa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.

Sebelum Islam hadir menerangi peradaban masyarakat jazirah Arab, masyarakat setempat percaya bahwa peristiwa gerhana bulan atau matahari berkaitan erat dengan kematian tokoh pembesar. Keyakinan ini terekam dalam beberapa riwayat hadis sebagai dikutip dari laman MUI Digital.

Salah satunya riwayat Ibnu Hibban dalam kitab sahihnya:

فإن رجالًا يزعمون أن كسوف هذه الشمس وكسوف هذا القمر، وزوال هذه النجوم من مطالعها، لموت رجال عظماء من أهل الأرض، إنهم قد كذبوا. ولكنها آيات من آيات الله عز وجل

Artinya: "Orang-orang menduga bahwa gerhana matahari atau bulan dan fenomena bintang jatuh disebabkan kematian seorang tokoh pembesar di muka bumi, sungguh mereka telah berbohong. Padahal, gerhana adalah salah satu dari sekian tanda kebesaran Allah SWT..." (HR Ibnu Hibban 2856)

Baca juga: Benarkah Gerhana Bulan Total, Salah Satu Tanda Kiamat Sudah Dekat?

Dikisahkan, dalam satu riwayat ada momen di mana satu-satunya anak Nabi Muhammad SAW dari selain Khadijah bernama Ibrahim, putra Nabi dari Mariah al-Qibtiyyah, meninggal dunia tepat bersamaan dengan peristiwa gerhana matahari.

كَسَفَتْ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ مَاتَ إِبْرَاهِيمُ فَقَالَ النَّاسُ كَسَفَتْ الشَّمْسُ لِمَوْتِ إِبْرَاهِيمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوا وَادْعُوا اللَّهَ

Read Entire Article
Prestasi | | | |