loading...
Pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat didanai berbagai entitas bisnis dan politik. Foto/X/@Ulmer62336950
GAZA - Pendanaan merupakan pendorong utama pembangunan permukiman Israel dan faktor kunci yang memungkinkan para pemukim ilegal untuk menetap di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, khususnya di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.
Pembangunan permukiman meningkat segera setelah Israel menduduki Tepi Barat dalam Perang Timur Tengah Juni 1967, tetapi mekanisme di balik pendanaannya jarang muncul di media resmi maupun swasta Israel.
Satu pengecualian adalah anggaran publik yang dialokasikan oleh pemerintahan Israel secara berturut-turut untuk membangun unit-unit permukiman baru, sebuah kebijakan yang bertujuan untuk memperkuat pendudukan Israel di Tepi Barat dan menghapus identitas Palestinanya.
Sebagian besar gerakan dan asosiasi permukiman tidak mengungkapkan anggaran atau sumber pendanaan asing mereka. Namun, media Israel—terutama media berhaluan kiri seperti Haaretz—dan organisasi hak asasi manusia internasional terkadang menerbitkan laporan yang mengidentifikasi saluran pendanaan.
Israel telah melanjutkan pembangunan permukiman selama beberapa dekade meskipun PBB berulang kali menyerukan untuk menghentikan praktik tersebut, yang dianggap ilegal oleh badan internasional dan merupakan ancaman langsung terhadap solusi dua negara.
Dengan latar belakang operasi militer Israel dan perluasan permukiman yang sedang berlangsung, Anadolu berfokus pada dukungan keuangan asing di balik proyek permukiman ini.
Siapa yang Mendanai Pembangunan Pemukiman Yahudi di Tepi Barat?
1. Perusahaan Swasta
Pada 26 September, Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia memperbarui basis data perusahaan yang beroperasi di permukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Daftar tersebut mencakup 158 perusahaan: 138 perusahaan Israel dan 20 perusahaan asing, dari Kanada, China, Prancis, Jerman, Luksemburg, Belanda, Portugal, Spanyol, Inggris, dan AS.
Sebagian besar perusahaan asing beroperasi di bidang konstruksi, real estat, pariwisata, perjalanan, dan pertambangan.
AS menduduki puncak daftar, dengan enam perusahaan besar: Airbnb, Booking Holdings, Expedia Group, Motorola Solutions, Re/Max Holdings, dan TripAdvisor – semuanya menyediakan layanan mulai dari pariwisata dan pemesanan daring hingga komunikasi dan real estat.
Spanyol memiliki empat perusahaan yang terkait dengan konstruksi, infrastruktur, dan perkeretaapian: ACS, CAF, Ineco, dan SEMI.
Daftar tersebut juga mencakup perusahaan teknik Prancis, Egis dan Egis Rail, serta dua perusahaan Inggris: Greenkote P.L.C. dan JCB, yang terakhir dikenal dengan alat beratnya yang digunakan dalam proyek konstruksi.
Perusahaan-perusahaan dari Luksemburg (Altice International), Belanda (Booking.com B.V.), Jerman (Heidelberg Materials AG), Portugal (Steconfer S.A.), Tiongkok (Fosun International Ltd), dan Kanada (Metrontario Investments Ltd) juga terdaftar.
2. Bank
Melansir Anadolu, laporan Human Rights Watch (HRW) tertanggal 28 Mei 2018 menemukan bahwa sebagian besar bank besar Israel menyediakan layanan yang mendukung, menopang, dan memperluas permukiman di Tepi Barat yang diduduki.
HRW mengatakan tujuh bank terbesar Israel membantu mendanai pembangunan permukiman, mengamankan kepemilikan dalam proyek-proyek konstruksi baru, dan mengelola proyek-proyek tersebut hingga selesai—kegiatan yang memfasilitasi relokasi pemukim Israel ke wilayah pendudukan.















































