loading...
Dr Abu Bakr Abdel Moneim Ramadan, ilmuwan atom Mesir yang diduga dibunuh Mossad karena menyelidiki nuklir Israel. Foto/sis.gov.eg
KAIRO - Enam tahun yang lalu, tepatnya pada 5 September 2019, rezim Zionis Israel, melalui badan intelijennya; Mossad, diduga melakukan pembunuhan terhadap ilmuwan atom Mesir di sebuah kamar hotel di Marrakesh, Maroko. Ilmuwan itu bernama Dr Abu Bakr Abdel Moneim Ramadan.
Dugaan pembunuhan Ramadan oleh Mossad bukanlah insiden yang terisolasi, melainkan sebuah babak pembunuhan yang terencana dalam sejarah panjang oleh Israel terhadap para ilmuwan paling cemerlang di dunia Muslim.
Siapakah Abu Bakar Ramadan?
Ramadan adalah seorang tokoh terkemuka dan dihormati dalam ilmu nuklir dan radiologi, seorang patriot yang karyanya memajukan keselamatan dan kemajuan teknologi Mesir.
Baca Juga: Iran Gantung Ilmuwan Nuklirnya karena Jadi Mata-mata Mossad
Dia menjabat sebagai profesor dan mengepalai Jaringan Observatorium Radiasi Nasional, sebuah divisi penting dalam Otoritas Regulasi Nuklir dan Radiologi Mesir (ENRRA), di mana keahliannya dalam pemantauan radiasi dan penilaian dampak lingkungan sangat berharga.
Ramadan mewakili Mesir dengan gemilang di panggung internasional, berinteraksi dengan para menteri lingkungan hidup Arab dan, khususnya, menerima tugas penting dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada tahun 2015 untuk mempelajari potensi dampak lingkungan dari reaktor nuklir regional, termasuk reaktor Israel yang terlarang dan terkenal berbahaya di Dimona.
Karyanya merupakan fondasi bagi ambisi nuklir Mesir, khususnya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir El Dabaa, yang memastikan bahwa kemajuan yang dicapai mematuhi standar keselamatan dan keamanan internasional tertinggi.