loading...
Rusia memproyeksikan ekspor daging babi ke China mencapai 80.000 ton tahun ini. FOTO/AP
JAKARTA - Rusia memproyeksikan ekspor daging babi ke China mencapai 80.000 ton tahun ini. Selain lonjakan volume, yang mencolok dari kerja sama ini adalah terkait kesepakatan kedua negara untuk menuntaskan seluruh pembayaran menggunakan mata uang lokal, rubel dan yuan tanpa melibatkan dolar Amerika Serikat (AS).
Kebijakan ini menjadi bagian dari strategi dedolarisasi yang terus dikembangkan negara-negara aliansi BRICS. Komoditas pertanian termasuk daging babi diposisikan sebagai instrumen untuk memperluas penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan lintas negara dan memperkuat integrasi ekonomi di kawasan.
Direktur Jenderal National Union of Swine Breeders Rusia, Yuri Kovalev, mengatakan volume ekspor menunjukkan tren peningkatan signifikan. Ia menjelaskan pada tahun sebelumnya, ekspor baru berjalan efektif di paruh kedua 2024, namun tetap mampu menembus sekitar 40.000 ton. "Tahun ini kami memperkirakan penjualan mencapai 75.000–80.000 ton," ujar dia dikutip dari Watcher Guru, Senin (1/11/2025).
Baca Juga: Dolar AS Kian Tersisih, Transaksi Rp86 Triliun Kini Dibayar Pakai Mata Uang Lokal














































