TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju: Mengokohkan SISHANKAMRATA di Era Ancaman Multidimensional

2 weeks ago 17

loading...

Selamat Ginting, Pengamat Politik dan Militer Universitas Nasional (UNAS). Foto/SindoNews

Selamat Ginting
Pengamat Politik dan Militer Universitas Nasional (UNAS)

Pendahuluan

TAHUN 2025 menjadi momentum penting bagi Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang genap berusia 80 tahun. Dengan mengusung tema "TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju", peringatan HUT ke-80 TNI tidak hanya sekadar seremoni tahunan, tetapi juga mencerminkan arah strategis TNI dalam menjawab tantangan masa depan, sekaligus merefleksikan kembali jati dirinya sebagai komponen utama pertahanan negara.

Di tengah dinamika geopolitik global, peningkatan ketegangan kawasan, dan kemunculan ancaman non-tradisional seperti siber, disinformasi, serta bencana alam akibat perubahan iklim, tema ini terasa relevan dan strategis. Ia merupakan pesan politik dan militer bahwa pertahanan Indonesia tidak bisa berjalan setengah hati. Ia harus kuat dari dalam, didukung rakyat, dan bersinergi dengan pembangunan nasional.

TNI Prima: Pilar Profesionalisme dan Modernisasi

Ungkapan “TNI Prima” bukan sekadar slogan. Ia menandakan komitmen institusional TNI untuk menjadi kekuatan yang profesional, modern, dan adaptif. Dalam konteks ini, prima bermakna tiga hal: kualitas sumber daya manusia, kesiapan operasional, dan modernisasi alutsista.

Profesionalisme menjadi kata kunci. Sebab, hanya TNI yang netral, disiplin, dan patuh pada konstitusi yang akan mampu mempertahankan kepercayaan rakyat dan tetap menjadi alat negara yang sah di bidang pertahanan. Ini sejalan dengan amanat UU TNI dan arah reformasi militer pascareformasi 1998.

Lebih dari itu, prima juga mengisyaratkan transformasi TNI menghadapi ancaman masa depan, dari perang konvensional menuju perang siber, hibrida, dan multidimensi. Karena itu, investasi pada riset pertahanan, teknologi, serta sistem komando yang terintegrasi adalah keniscayaan.

Read Entire Article
Prestasi | | | |