loading...
Donald Trump kembali melancarkan kritik keras terhadap BRICS dengan menuduh kelompok tersebut berupaya mendegradasi dolar AS. FOTO/Watcher Guru
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melancarkan kritik keras terhadap aliansi ekonomi BRICS, dengan menuduh kelompok tersebut berupaya mendegradasi dolar AS dalam perdagangan internasional. Ia pun mengancam akan menerapkan tarif tambahan 10% kepada negara-negara yang mendukung apa yang disebutnya sebagai "kebijakan anti-Amerika".
Melalui unggahan di platform Truth Social, Minggu (7/7), Trump menyatakan tidak akan ada pengecualian bagi negara-negara yang bersekutu dengan BRICS jika terus mendorong pelemahan dolar AS. Ancaman ini menghidupkan kembali ketegangan lama yang sempat mencuat enam bulan lalu, ketika Trump mengancam tarif hingga 100% terhadap negara-negara yang mencoba menggantikan dolar dalam sistem perdagangan global.
Baca Juga: Trump Ancam Bubarkan BRICS dengan Cara Ini
Namun, bukannya surut, tekanan Trump justru mendorong negara-negara BRICS mempercepat pengembangan sistem pembayaran lokal dan instrumen alternatif dalam transaksi lintas batas. Rusia bahkan secara terbuka menyerukan evaluasi ulang atas peran dominan dolar AS dalam keuangan internasional.
"Negara mana pun yang mencoba menggantikan dolar akan menghadapi tarif. Selamat tinggal Amerika," kata Trump dalam pernyataan yang dikutip dari NDTV, Rabu (9/7). Pernyataan ini memicu reaksi keras dari berbagai pemimpin negara anggota BRICS.
Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menilai ancaman Trump sebagai langkah keliru dan tidak bertanggung jawab. "Dunia telah berubah. Kami tidak menginginkan seorang kaisar. Kami adalah negara-negara berdaulat," ujarnya dalam konferensi pers. Lula menegaskan komitmen BRICS untuk terus mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan melanjutkan pemilihan mata uang alternatif secara bertahap.