loading...
Analis Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh tidak efisien dan berpotensi terus merugikan negara. Foto/Aldhi Chandra
JAKARTA - Analis Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh tidak efisien dan berpotensi terus merugikan negara. Dia mengungkapkan, proyek tersebut bahkan telah mencatat kerugian mencapai Rp4,1 triliun dalam satu tahun operasionalnya.
“Pembangunan dari awal sebetulnya tidak memenuhi syarat bahwa ini dijalankan dengan prinsip good governance. Karena tidak memenuhi syarat sebetulnya dan beberapa pengamat kebijakan publik mengatakan bahwa ini tidak menguntungkan dan bahkan berpotensi kita rugi,” kata Ubedilah dalam dialog Rakyat Bersuara di iNews, Selasa (21/10/2025).
Menurutnya, sejak mulai beroperasi pada akhir 2023, KCJB sudah mencatat kerugian Rp4,1 triliun pada tahun pertama 2024. Sementara pada semester pertama 2025, kerugian kembali tercatat sebesar Rp1,6 triliun.
Baca juga: Ketum Rampai Nusantara Sebut Nggak Perlu Bicara Untung Rugi soal Proyek Kereta Cepat