loading...
Video AI yang diunggah Presiden AS Donald Trump tentang impian Gaza Riviera, di mana Jalur Gaza yang hancur berubah menjadi pantai mewah. Foto/Screenshot Truth Social Donald Trump
JAKARTA - Bayangkan sebuah pantai Mediterania berpasir putih, penuh hotel mewah, pelabuhan kapal pesiar, dan kafe bergaya Eropa—semuanya terletak di Jalur Gaza, Palestina. Ya, Jalur Gaza yang saat ini hancur dibombardir militer Israel.
Wilayah kantong Palestina ini selama lebih dari satu dekade dilanda blokade Israel, kemudian dilanda perang, dan krisis kemanusiaan.
Impian pantai mewah di atas reruntuhan Jalur Gaza tersebut pernah dicetuskan dalam gagasan kontroversial bernama “Gaza Riviera.” Namun, di balik gemerlap konsep ini, tersimpan ironi mendalam dan pertarungan wacana global yang belum usai.
Baca Juga: Video Gaza Jadi Pantai Mewah Milik Donald Trump dengan Patung Emasnya Dicap Kolonial Rasis
Apa Itu Gaza Riviera?
“Gaza Riviera” bukanlah nama resmi proyek pemerintah Palestina, Israel, atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Istilah ini muncul secara satiris dan simbolis untuk menyebut gagasan menjadikan pesisir Gaza—yang membentang sekitar 40 km di tepi Laut Mediterania—sebagai pusat wisata mewah ala French Riviera di Prancis atau pun Riviera di Italia.
Namun, popularitas istilah ini meningkat pesat sejak muncul dalam konteks “Deal of the Century [Kesepakatan Abad Ini]”—rencana perdamaian Timur Tengah yang diluncurkan oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Januari 2020.