loading...
Bos Google menyarankan agar tak terlalu membabi buta percaya pada AI. Foto/X/@DeepLearn007
WASHINGTON - Mesin kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) masih rentan dalam hal akurasi fakta dan tidak boleh dipercaya begitu saja. Itu diungkapkan CEO Google dan perusahaan induknya, Alphabet, Sundar Pichai, telah memperingatkan.
Dalam wawancara dengan BBC yang disiarkan pada hari Selasa, Pichai mendesak pengguna untuk mengandalkan beragam alat pencarian daripada hanya bergantung pada AI.
Alat AI memang membantu "jika Anda ingin menulis sesuatu secara kreatif," tetapi pengguna "harus belajar menggunakan alat ini untuk hal yang mereka kuasai, dan tidak mempercayai semua yang dikatakannya begitu saja," katanya. "Teknologi AI mutakhir saat ini rentan terhadap beberapa kesalahan."
Baca Juga: 5 Drone Tempur yang Dipakai Negara Superpower, Mana yang Paling Efektif?
Hal ini terjadi di tengah persiapan Google untuk meluncurkan model AI utama berikutnya, Gemini 3.0. Pichai mengatakan asisten AI baru ini diperkirakan akan dirilis pada akhir tahun.
Diluncurkan pada tahun 2023, Gemini menerima kritik karena pengaturan 'keamanan' dan 'keragaman' yang terbatas, yang menghasilkan ketidakakuratan yang mencolok dalam hasil gambarnya. Model ini banyak dicemooh karena salah menggambarkan tokoh-tokoh sejarah, mulai dari para pendiri Amerika dan kaisar Rusia hingga paus Katolik dan bahkan tentara Nazi Jerman.
Awal bulan ini, Google dituduh secara diam-diam mengizinkan Gemini untuk mengumpulkan data pengguna tanpa persetujuan. Sebuah gugatan yang diajukan di pengadilan federal California mengklaim bahwa perusahaan tersebut mengizinkan asisten AI tersebut untuk secara ilegal menyadap dan memantau komunikasi pribadi di seluruh layanan Gmail, obrolan, dan konferensi video.












































