Data 5 Juta Pelanggan Qantas Bocor di Dark Web Setelah Tuntutan Tebusan Diabaikan

5 hours ago 4

loading...

Grup peretas Scattered Lapsus$ Hunters merilis data setelah Qantas dan Salesforce menolak membayar tebusan, menyeret lebih dari 40 perusahaan global dalam salah satu insiden keamanan siber terbesar. Foto: ist

SYDNEY - Ancaman yang dilontarkan oleh kelompok peretas (hacker) Scattered Lapsus$ Hunters kini menjadi kenyataan pahit. Pada hari Sabtu (11/10), data pribadi milik 5 juta pelanggan maskapai penerbangan Australia, Qantas, secara resmi bocor dan disebar di dark web setelah batas waktu pembayaran tebusan yang ditetapkan para peretas terlewati.

Insiden ini merupakan puncak dari serangan siber masif pada bulan Juni 2025 yang menargetkan database Salesforce yang digunakan oleh Qantas.

Kebocoran ini bukan hanya merupakan pukulan telak bagi Qantas, tetapi juga bagian dari serangan siber berskala global yang berdampak pada lebih dari 40 perusahaan raksasa lainnya, dengan total data pelanggan yang dicuri diperkirakan mencapai 1 miliar data pribadi.

Kelompok peretas meninggalkan pesan bernada ejekan di situs kebocoran data mereka: "Jangan menjadi berita utama berikutnya, seharusnya Anda membayar tebusan."

Meskipun Qantas menegaskan bahwa data yang bocor tidak termasuk detail kartu kredit, informasi finansial, atau data paspor, informasi yang terungkap tetap memiliki nilai strategis yang sangat tinggi bagi para pelaku kejahatan siber. Data yang bocor mencakup:

Alamat email

Nomor telepon

Read Entire Article
Prestasi | | | |