loading...
Di tengah disrupsi media sosial dan maraknya hoaks, Kemkomdigi menegaskan kredibilitas kini menjadi aset komoditas paling berharga, mengalahkan metrik klik yang sensasional. Foto: Sindonews/Gemini
JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) merilis analisis mengenai pergeseran valuasi di pasar informasi digital.
Di tengah dominasi platform media sosial yang populer sebagai agregator konten, pemerintah menyoroti adanya biaya eksternalitas (external cost) yang tinggi berupa "krisis kepercayaan publik" akibat masifnya penyebaran berita bohong (hoaks) dan misinformasi.
Untuk memitigasi risiko ini, Kemkomdigi mengusulkan sinergi strategis antara platform media sosial dan institusi pers (media mainstream).
Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (KPM) Kemkomdigi, Fifi Aleyda Yahya, dalam keterangan resminya, menegaskan bahwa metrik kecepatan tidak boleh mengorbankan akurasi, yang merupakan hak dasar publik.
Dalam analisisnya, Fifi memetakan aset yang dimiliki kedua entitas:




































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5266969/original/025268800_1751033655-5d818724-4ac4-483f-a82c-90ccb27ed05c.jpeg)







:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5121036/original/092982600_1738673422-kike-vega-F2qh3yjz6Jk-unsplash.jpg)




