Di Bawah Tatapan Putin, Indonesia Jalin Aliansi Digital dengan Rusia: Lompatan Teknologi atau Strategi Geopolitik?

6 hours ago 6

loading...

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, disaksikan oleh Presiden Prabowo Subianto, baru saja meneken sebuah nota kesepahaman (MoU) strategis dengan mitranya dari Rusia. Foto: Komdigi

ST. PETERSBURG, RUSIA - Di dalam kemegahan Istana Konstantinovsky yang bersejarah, di bawah tatapan langsung Presiden Rusia Vladimir Putin, sebuah babak baru dalam diplomasi digital Indonesia secara resmi dimulai. Bukan dengan Amerika atau China, melainkan dengan Rusia.

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, disaksikan oleh Presiden Prabowo Subianto, baru saja meneken sebuah nota kesepahaman (MoU) strategis dengan mitranya dari Rusia. Ini bukan sekadar perjanjian biasa. Ini adalah sebuah sinyal, sebuah pertaruhan yang menempatkan masa depan digital Indonesia dalam sebuah "aliansi" baru yang tak terduga.

Langkah ini sontak memicu pertanyaan besar: apakah ini adalah sebuah langkah cerdas untuk mempercepat transformasi digital, atau sebuah perjudian geopolitik yang berisiko tinggi?

'Berguru' pada sang 'Jawara' Internet Murah

 Lompatan Teknologi atau Strategi Geopolitik?

Di atas kertas, alasan di balik kemitraan ini terdengar sangat logis. Rusia dianggap sebagai mitra strategis karena keberhasilan mereka yang fenomenal dalam menyediakan internet cepat dan, yang terpenting, super murah bagi warganya.

Bayangkan, tarif broadband di sana hanya berkisar Rp95.000 hingga Rp160.000 per bulan, dan telah menjangkau 92 persen populasi.

Bagi Indonesia, yang masih berjuang untuk menyediakan akses internet merata hingga ke wilayah 3T, pencapaian Rusia ini adalah sebuah "studi kasus" yang sangat menggoda.

Read Entire Article
Prestasi | | | |