Donald Trump Murka Politisi Muslim Zohran Mamdani Jadi Calon Wali Kota New York

3 hours ago 4

loading...

Politisi Muslim Zohran Mamdani menang bursa calon wali kota New York Partai Demokrat. Presiden AS Donald Trump marah atas majunya Mamdani sebagai calon wali kota New York. Foto/Manhattan Institute

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump marah setelah politisi Muslim Zohran Mamdani pemilihan pendahuluan Partai Demokrat untuk calon wali kota New York. Trump menyebut Mamdani sebagai "orang gila komunis 100%".

Mamdani, politisi yang menyatakan dirinya sebagai seorang sosialis, berhasil membuat kejutan politik—mengalahkan mantan Gubernur New York Andrew Cuomo dalam sebuah kontes yang dianggap sebagai pertarungan untuk masa depan Partai Demokrat.

Anggota dewan kelahiran Uganda itu berada di belakang Cuomo dalam jajak pendapat hingga menjelang akhir pemilihan pendahuluan, menguat dengan pesan tentang sewa yang lebih rendah, perawatan anak universal, dan layanan bus gratis.

Baca Juga: Bos NATO Panggil Trump Daddy, Bela Omelan Kasarnya pada Iran dan Israel

Jika terpilih pada bulan November, pria berusia 33 tahun itu akan menjadi wali kota Muslim pertama dalam sejarah New York City.

Menurut pejabat kota setempat, Mamdani telah memperoleh 43 persen suara dengan 95 persen surat suara telah dihitung. Cuomo, yang memperoleh sekitar 36 persen, mengonfirmasi kepada para pendukungnya bahwa dia telah menghubungi saingannya dan mengakui kekalahan—dan tampaknya tidak memiliki peluang untuk mengejar saingannya.

Kemenangan Mamdani dirayakan secara luas oleh Partai Demokrat dan warga New York—tetapi tidak oleh Presiden Donald Trump, yang mempertimbangkan kekacauan politik di bekas kampung halamannya dalam serangkaian posting amarah di Truth Social.

"Akhirnya terjadi, Demokrat telah melewati batas," tulis Trump.

“Zohran Mamdani, seorang komunis gila 100%, baru saja memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Demokrat, dan sedang dalam perjalanan untuk menjadi wali kota. Kita pernah memiliki kaum kiri radikal sebelumnya, tetapi ini menjadi sedikit konyol," paparnya.

“Dia terlihat buruk, suaranya serak, dia tidak terlalu pintar, dia mendapat AOC+3, semua orang bodoh mendukungnya, dan bahkan senator Palestina kita yang hebat, Chuck Schumer yang menangis, sedang merendahkan diri padanya. Ya, ini adalah momen besar dalam sejarah negara kita!” sambung Trump.

Schumer, yang merupakan pemimpin minoritas Senat AS, sejatinya beragama Yahudi dan bukan keturunan Palestina.

Read Entire Article
Prestasi | | | |