Eks Bos Intelijen Militer Israel: 50.000 Korban Tewas di Gaza Memang Diperlukan

2 days ago 12

loading...

Mantan kepala intelijen militer Israel Aharon Haliva sebut 50.000 korban tewas di Jalur Gaza memang diperlukan. Foto/Middle East Eye

TEL AVIV - Mantan kepala intelijen militer Israel, Aharon Haliva, mengatakan 50.000 korban tewas di Jalur Gaza memang diperlukan. Menurutnya, wilayah Palestina itu perlu generasi yang baru.

Haliva mengundurkan diri tahun lalu karena gagal mencegah serangan Hamas 7 Oktober 2023. Dia mengatakan bahwa Palestina perlu menghadapi Nakba "sesekali".

"Fakta bahwa sudah ada 50.000 korban tewas di Gaza diperlukan dan dibutuhkan untuk generasi mendatang," katanya dalam rekaman audio yang disiarkan di Ulpan Shishi, sebuah program televisi yang ditayangkan di Channel 12, yang dikutip Middle East Eye, Minggu (17/8/2025).

Baca Juga: PM Denmark: Netanyahu Telah Menjadi Masalah!

Channel 12 tidak mencantumkan tanggal rekaman tersebut, tetapi jumlah korban tewas akibat genosida Israel di daerah kantong Palestina tersebut mencapai 50.000 jiwa pada bulan Maret. Kini, jumlah tersebut telah melampaui 61.890 jiwa, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.

Berbicara tentang serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada tahun 2023, Haliva mengatakan: "Untuk setiap satu (korban) pada 7 Oktober, 50 warga Palestina harus mati."

"Tidak ada pilihan, mereka perlu melakukan Nakba sesekali untuk merasakan konsekuensinya," katanya, merujuk pada pembersihan etnis Palestina oleh milisi Zionis untuk membuka jalan bagi pembentukan Negara Israel pada tahun 1948.

Read Entire Article
Prestasi | | | |