Gelombang Kerusuhan di Benua Afrika Soroti Risiko Baru Bisnis China

4 hours ago 2

loading...

Kerusuhan pecah di Madagaskar, bisnis milik warga negara China ikut jadi target. Kondisi yang sama juga terjadi di beberapa negara Afrika lain. Foto/Mothership

JAKARTA - Gelombang kerusuhan di sejumlah wilayah Afrika menyoroti meningkatnya risiko keamanan, politik, dan hubungan sosial yang dihadapi beberapa perusahaan China yang beroperasi di benua tersebut. Keterlibatan China di luar negeri, yang sering berpusat pada pembiayaan infrastruktur dan perdagangan di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI), telah memperluas akses pasar serta membangun jaringan jalan, rel, dan proyek energi.

Namun di sisi lain, serangkaian peristiwa seperti penjarahan, pembakaran, dan kejahatan terarah di beberapa negara telah mendorong evaluasi ulang terhadap aspek keamanan, kepatuhan, dan kemitraan lokal.

Mengutip dari Capital News, Kamis (23/10/2025), para analis mencatat bahwa “diplomasi ekonomi” dapat memperburuk ketegangan ketika masyarakat merasa manfaatnya tidak dibagi secara merata, atau ketika guncangan ekonomi dan sengketa politik sudah lebih dulu terjadi.

Baca Juga: AS dan Ukraina Tuding China Beri Citra Satelit untuk Bantu Serangan Rusia

Di Madagaskar, protes akibat pemadaman listrik dan buruknya layanan publik di ibu kota Antananarivo berubah menjadi kerusuhan dan perusakan properti, termasuk terhadap sejumlah tempat usaha milik warga China. Pemerintah memberlakukan jam malam dan melakukan perombakan kabinet di tengah berlanjutnya demonstrasi.

Sementara di Angola, reformasi subsidi dan kenaikan harga bahan bakar bertepatan dengan kerusuhan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir; selain menimbulkan korban jiwa dan penangkapan massal, sejumlah toko, termasuk milik pengusaha China, turut dijarah.

Read Entire Article
Prestasi | | | |