Ichsanuddin Noorsy Sebut China Paling Diuntungkan dalam Proyek Whoosh

3 hours ago 2

loading...

Pemudik berjalan di dekat Whoosh sebelum keberangkatan di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta, Jumat (28/3/2025). Foto/Aldhi Chandra Setiawan

JAKARTA - Pakar ekonomi politik Ichsanuddin Noorsy menilai bahwa China merupakan pihak yang paling diuntungkan dalam proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung ( Whoosh ). Menurut Ichsanuddin, sejak awal proyek ini tidak dijalankan dengan mekanisme yang jelas antara kerja sama business to business (B2B) atau business to government (B2G).

Noorsy bahkan menyebut terjadi penyimpangan prosedural dalam penugasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Yang statusnya sebenarnya B2B, tapi kemudian terkena beban negara karena BUMN ditugaskan. Artinya secara prosedur hal dia menjadi tidak tampak tegas, apakah memang konstruksinya B2B atau B2G, itu kalimat penting di situ," kata Noorsy dalam dialog Rakyat Bersuara di iNews, Selasa (21/10/2025).

Dia juga menyoroti pergeseran studi kelayakan (feasibility study) dari Jepang ke China, yang menurutnya menyimpan tanda tanya besar. "Kemudian ini kok tiba-tiba bergeser. Ini ada informasi asimetri, nah informasi asimetri dari Jepang bocor ke China. Siapa yang mau bocorin? Siapa yang memimpin negosiasi begitu dan itu masih ditelusuri lebih dalam."

Baca Juga: Ketum Rampai Nusantara Sebut Nggak Perlu Bicara Untung Rugi soal Proyek Kereta Cepat

Noorsy menilai proyek Whoosh menjadi pintu masuk bagi invasi China ke Indonesia. Dia menyebut terdapat empat bentuk dominasi yakni modal, teknologi, material, dan tenaga kerja, yang seluruhnya didatangkan dari China.

Read Entire Article
Prestasi | | | |