loading...
Kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Xinjiang menuai kritik dari para diaspora Uighur dan pakar hak asasi manusia. Foto/X @SpoxCHN_MaoNing
JAKARTA - Kunjungan terbaru Presiden China Xi Jinping ke wilayah yang disebut sebagai Daerah Otonomi Xinjiang Uighur dalam rangka peringatan 70 tahun pendiriannya menuai kritik tajam dari kalangan diaspora Uighur dan pakar hak asasi manusia (HAM). Mereka menilai perayaan yang digelar secara megah itu hanyalah upaya menutupi represi yang masih berlangsung.
Berdasarkan laporan Deutsche Welle (DW), media pemerintah China menayangkan secara langsung momen Xi Jinping menerima sambutan karpet merah, sementara warga dengan pakaian tradisional Uighur menampilkan nyanyian dan tarian. Namun, bagi penyair Uighur di pengasingan, Aziz Isa Elkun, gambar-gambar tersebut terlalu menyakitkan untuk ditonton.
“Saya tidak sanggup menontonnya. Hanya satu atau dua detik...lalu saya berhenti,” ujar Elkun yang kini tinggal di London kepada DW.
“Perayaan itu sangat kontras dengan apa yang Xi lakukan beberapa tahun lalu terhadap komunitas Uighur. Sekarang orang-orang dipaksa bernyanyi untukmu. Itu konyol,” lanjut dia, seperti dikutip Uygur News, Kamis (2/10/2025).
Baca Juga: Laporan Global Rights Compliance Ungkap Dugaan Kerja Paksa di Sektor Strategis China
Elkun melarikan diri dari Turkistan Timur hampir tiga dekade lalu setelah mengalami persekusi oleh otoritas China. Dia menilai perayaan kali ini bukanlah ekspresi asli budaya Uighur, melainkan “pertunjukan politik untuk menutupi kekejaman.”