loading...
Analis mengungkapkan, beberapa alasan yang bisa membuat Iran menutup Selat Hormuz yang merupakan jalur pengiriman vital sebagai balasan atas serangan AS. Foto/Dok
JAKARTA - Iran sejauh ini belum menjadikan Selat Hormuz sebagai alat untuk menghukum Barat dalam perangnya melawan Israel. Meski begitu parlemen Iran telah memilih untuk menutup Selat Hormuz yang merupakan jalur pengiriman vital sebagai balasan atas serangan Presiden AS Donald Trump.
Pemungutan suara parlemen Iran yang dilaporkan oleh Reuters, disebutkan sifatnya tidak mengikat karena keputusan akhir berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran. Lantas seberapa besar peluang Iran untuk menutup jalur penting perdagangan minyak dunia tersebut.
Seorang anggota parlemen Iran, Ali Yazdikhah seperti dikutip oleh agensi berita Mehr, mengatakan, "Jika Amerika Serikat secara resmi dan operasional memasuki perang ... menjadi hak sah Iran untuk menekan AS dan negara-negara Barat dalam perdagangan minyak mereka."
Baca Juga: 4 Pertaruhan Eropa jika Selat Hormuz Diblokir Imbas AS Ikut Gempur Iran
Sementara itu akademisi yang mempelajari energi dan risiko maritim di Washington Institute for Near East Policy yakni Noam Raydan memberikan catatan, bahwa minyak Iran juga mengalir cukup besar melewati jalur Hormuz, jadi "tidak ada alasan bagi Teheran saat ini untuk memblokir Selat kecuali jika benar-benar ingin mencederai diri mereka sendiri."
Namun menurutnya semua itu bisa berubah, dengan catatan bahwa infrastruktur minyak Iran mengalami kerusakan parah. "Iran akan menutup Selat Hormuz begitu mereka tidak dapat mengekspor-ini adalah jawaban sederhana saya," kata Raydan.