Nasib 60.000 Barel BBM Pertamina yang Ditolak Halus SPBU Swasta

2 weeks ago 19

loading...

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat memberikan keterangan di hadapan media. Foto: Menteri ESDM

JAKARTA - Sebanyak 60.000 barel bahan bakar minyak (BBM) impor yang digadang-gadang jadi simbol kolaborasi baru antara Pertamina dan SPBU swasta, kini justru berakhir "yatim piatu".

Tak kunjung dilirik oleh para pemain besar seperti Shell dan lainnya, kargo BBM itu akhirnya terpaksa diserap sendiri oleh Pertamina.

Dari total 100.000 barel base fuel (bahan bakar murni tanpa campuran) yang ditawarkan pada kargo impor tahap pertama, hanya PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) yang bersedia menyerap 40.000 barel. Sisanya, 60.000 barel, mengambang tanpa pembeli.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, mengonfirmasi kebuntuan itu. “Kargo yang tidak terserap 60.000 barel dipakai Pertamina saat ini,” katanya.

Setetes Air di Lautan Kebutuhan Nasional

Angka 60.000 barel mungkin terdengar masif bagi telinga awam, namun sesungguhnya hanyalah setetes air di lautan kebutuhan energi Indonesia. Sebagai perbandingan, konsumsi BBM nasional secara total mencapai sekitar 1,6 juta barel per hari.

Artinya, 60.000 barel yang tidak terserap itu bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan BBM nasional selama satu jam.

Read Entire Article
Prestasi | | | |