Pasar Kripto Terguncang, Ketidakpastian Global Picu Aksi Ambil Untung Pemain Besar

4 weeks ago 13

loading...

Pasar kripto global kembali berada di bawah tekanan pada perdagangan Selasa pagi (19/8). FOTO/iStock

JAKARTA - Pasar kripto global kembali berada di bawah tekanan pada perdagangan Selasa pagi (29/8). Sejumlah aset utama seperti Bitcoin, Ethereum, hingga Dogecoin tercatat bergerak di zona merah, mencerminkan sentimen investor yang cenderung hati-hati menjelang ketidakpastian kebijakan moneter Amerika Serikat.

Berdasarkan data Coinmarketcap, harga Bitcoin (BTC) turun 1,12% dalam 24 jam terakhir dan melemah 2,27% sepanjang sepekan, hingga berada di level USD 113.000. Ethereum (ETH) juga melemah di kisaran USD 4.200, Cardano (ADA) anjlok 3,84% ke USD 0,92, Solana (SOL) turun menjadi USD 179, XRP stagnan di USD 3, dan Dogecoin (DOGE) berada di level USD 0,21.

Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto global susut ke USD 3,8 triliun. Indeks Sentimen Pasar Kripto (Crypto Fear and Greed Index) tercatat di level 53 atau berada pada zona netral dengan kecenderungan waspada.

Tekanan harga dipengaruhi faktor eksternal. Investor menahan langkah menjelang pidato Gubernur The Fed Jerome Powell yang diperkirakan memberi sinyal arah kebijakan moneter AS. Di sisi lain, regulator Korea Selatan baru saja memerintahkan bursa lokal menghentikan layanan pinjaman kripto, menambah kecemasan terhadap stabilitas pasar kawasan.

Dari sisi on-chain, pergerakan signifikan terjadi pada whale dan institusi. Data mencatat sekitar 12.000 BTC masuk ke bursa, mengindikasikan aksi ambil untung dari pemegang besar. Namun di sisi lain, akumulasi tetap berlanjut. Perusahaan publik Metaplanet menambah 775 BTC senilai USD 93 juta, sementara MicroStrategy membeli tambahan 430 BTC.

Vice President Indodax, Antony Kusuma, menilai koreksi kali ini merupakan respons normal pasar terhadap ketidakpastian global. "Kripto sering bergerak lebih cepat merespons sinyal kebijakan makroekonomi dibanding instrumen lain. Tekanan harga saat ini mencerminkan sikap investor yang menunggu kejelasan arah kebijakan bank sentral AS," ujar Antony, di Jakarta, Rabu (20/8).

Read Entire Article
Prestasi | | | |