loading...
Dua terminologi teknis Rated Power dan Peak Power penting dipahami konsumen motor listrik. Foto: Sindonews/Danang Arradian
KUDUS - Di balik deretan angka spesifikasi brosur yang menjanjikan performa gahar, tersimpan "jebakan batman" bagi konsumen awam yang sering kali gagal membedakan mana tenaga murni yang stabil dan mana yang sekadar lonjakan sesaat.
CEO Polytron Hariono mengatakan, pemahaman akan jantung pacu kendaraan menjadi krusial agar konsumen tidak membeli "kucing dalam karung" yang tampak bertenaga di atas kertas, namun loyo saat diajak berlari di jalan raya.
Menurutnya, pasar motor listrik Indonesia saat ini dibanjiri oleh berbagai merek yang berlomba memamerkan angka "Watt" terbesar.
Namun, Hariono mencoba meluruskan kesalahpahaman umum ini dengan membedah dua terminologi teknis yang sering kali dikaburkan: Rated Power dan Peak Power.
“Keduanya adalah indikator vital yang menentukan apakah motor listrik Anda hanya jago di akselerasi awal atau benar-benar memiliki napas panjang untuk mobilitas harian,” ungkapnya.
Membedakan "Napas" dan "Otot"

Dalam paparannya kepada media di Kudus, belum lamai ini, Hariono menjelaskan bahwa setiap motor listrik memiliki dua jenis spesifikasi tenaga yang berbeda fungsi.
Pertama adalah Rated Power, yakni daya output maksimum dalam batas operasional berkelanjutan yang aman. Secara sederhana, ini adalah "napas" atau stamina asli motor tersebut untuk berlari terus-menerus tanpa mengalami overheat.
Kedua adalah Peak Power, yang didefinisikan sebagai daya output maksimum sesaat, dan bukan merupakan daya berkelanjutan.















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1275841/original/008217000_1467034421-xconc1-24-1466766791.jpg.pagespeed.ic.9JHwnQjdHa.jpg)






























