loading...
Memasuki satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, sejumlah catatan kritis muncul dari kalangan ekonom terkait kondisi perekonomian nasional, mulai dari pertumbuhan ekonomi hingga daya beli yang lesu. Foto/Dok
JAKARTA - Memasuki satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto , sejumlah catatan kritis muncul dari kalangan ekonom terkait kondisi perekonomian nasional . Salah satunya datang dari Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda.
Ia menilai terdapat beberapa persoalan mendasar, khususnya di bidang ekonomi yang perlu segera dievaluasi oleh Pemerintah. Terutama terkait perlambatan pertumbuhan ekonomi, menurunnya daya beli masyarakat , dan efektivitas kebijakan fiskal.
Menurut Huda, pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan tanda-tanda pelemahan sepanjang 2025. Ia menyoroti bahwa pada triwulan 1 2025, ekonomi hanya tumbuh 4,87%, relatif rendah mengingat periode tersebut bertepatan dengan momentum Ramadan dan Lebaran.
Baca Juga: RI Kumpulkan Investasi Rp1.400 Triliun, Menko Airlangga: Target Kuartal III Tercapai
"Triwulan 2 2025 meskipun diklaim tumbuh 5,12 persen, namun masih ada kejanggalan yang saya rasa membuat klaim tersebut tidak valid. Indikator lainnya menunjukkan kondisi ekonomi sedang dalam tidak baik," ungkapnya saat dihubungi SINDOnews, Jumat (10/10).
Kinerja industri manufaktur juga disebut Huda mengalami kondisi perlambatan dimana purchasing manager index (PMI) industri manufaktur mencapai di titik terendah pasca Covid-19 yang terjadi di April 2025, sebesar 46,7 poin.