loading...
Pakar Hubungan Internasional, Teuku Rezasyah menilai diplomasi Indonesia kini ditandai dengan keseimbangan strategis antara agenda domestik dan kiprah global, menempatkannya sebagai kekuatan yang diperhitungkan. Foto/Dok. SindoNews
JAKARTA - Kebijakan luar negeri Indonesia di bawah satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto mendapat sorotan positif dari kalangan akademisi. Pakar Hubungan Internasional, Teuku Rezasyah menilai diplomasi Indonesia kini ditandai dengan keseimbangan strategis antara agenda domestik dan kiprah global, menempatkan Indonesia sebagai kekuatan yang diperhitungkan.
Teuku Rezasyah mengatakan, kunci keberhasilan awal terletak pada kemampuan Presiden Prabowo dalam mengelola isu domestik dan luar negeri secara serentak. "Presiden Prabowo Subianto benar-benar memerhatikan keterhubungan antara perkembangan di dalam negeri dan luar negeri. Karena itu, keduanya ditangani secara serentak," katanya, Senin (20/10/2025). Baca juga: Momen Prabowo Entakkan Meja hingga Dapat Standing Ovation saat Pidato di PBB
Ia menambahkan, kualitas manajemen, kepemimpinan, dan intelektual Presiden yang tinggi, didukung birokrasi yang kuat, memungkinkan fokus ganda ini. Program prioritas dalam negeri, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Ketahanan Pangan, dan Ketahanan Energi, meski masih berproses dan menuai kritik, telah secara bertahap memperoleh kepercayaan publik berkat stabilitas pemerintahan.
Dosen Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran tersebut juga menyoroti tiga momen penting dalam satu tahun terakhir yang membuktikan kualitas diplomasi Indonesia. Pertama, jaringan BRICS di Beijing. Pada 3 September 2025, Presiden Prabowo Subianto hadir dalam peringatan 50 tahun berakhirnya Perang Dunia II di Beijing.
Kunjungan ini dinilai sangat strategis meskipun situasi domestik sedang genting. "Dengan diterimanya permintaan khusus dari Presiden Xi Jinping, Presiden Prabowo menyengaja hadir, dan kembali di tanah air keesokan harinya," ungkapnya.