Sikapi Mahasiswa Diundang ke Istana, Ketua BEM UGM: Hanya Paracetamol yang Tak Sembuhkan Luka Bangsa

3 hours ago 2

loading...

Ketua BEM KM UGM Tiyo Ardianto menjadi narasumber dalam Podcast To The Point Aja di YouTube Sindonews. Dia memiliki pandangan tersendiri mengenai mahasiswa yang diundang ke Istana Negara, Jakarta. Foto: Sindonews

JAKARTA - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) Tiyo Ardianto memiliki pandangan tersendiri mengenai mahasiswa yang diundang ke Istana Negara, Jakarta. BEM UGM sejak awal menolak segala bentuk undangan dari pemerintah.

“BEM UGM termasuk mahasiswa menolak pertemuan karena pertemuan itu tidak lebih hanya paracetamol yang hanya meredakan nyeri, tapi tidak menyembuhkan luka bangsa,” ujar Tiyo dalam Podcast To The Point Aja di YouTube Sindonews yang dikutip, Senin (27/10/2025).

Baca juga: BEM UGM: Mahasiswa Jijik Lihat Gimik Politik Sok Mewakili Anak Muda

Dia menegaskan BEM UGM terpaksa mengambil posisi super ekstrem. Jangankan bertemu atau membuka transaksi dengan pemerintah, untuk berkomunikasi saja tidak pernah.

Menurut dia, bukan rahasia lagi ketua BEM kerap dihubungi pihak atau orang untuk kepentingan tertentu. “Dan saya menutup pintu untuk itu, jadi susah ketemu. Paling saya hanya membalas melalui WhatsApp (WA),” katanya.

Tiyo menuturkan bukan tanpa sebab dirinya melakukan itu. Ini semata-mata menegakkan prinisip mahasiswa atau perguruan tinggi sebagai garda terakhir bangsa.

“Kalau kampus tegak berdiri, maka kita masih dapat berharap. Jika kampus justru menjadi alat kekuasaan, maka kita susah berharap,” ujar Tiyo.

(jon)

Read Entire Article
Prestasi | | | |