loading...
Mobil listrik Honda mendapat sambutan hangat di Eropa. Tapi, Honda 0 Series SUV kemungkinan batal meluncur di Paman Sam. Foto: ist
TOKYO - "Mimpi buruk" baru saja jadi kenyataan bagi para penggemar Honda. Di saat para pesaingnya berlomba-lomba melahirkan SUV listrik keluarga, Honda justru secara mengejutkan "membunuh" proyek ambisius mereka untuk menciptakan SUV listrik berukuran besar. Bukan sekadar penundaan; tapi kapitulasi, langkah mundur teratur yang dramatis dari medan perang mobil listrik.
Keputusan ini adalah sinyal kepanikan, respons langsung terhadap perubahan iklim politik di Amerika Serikat yang kini mengancam untuk membekukan revolusi kendaraan listrik.
Honda, bersama dengan raksasa lain seperti Ford dan Toyota, kini seolah mengibarkan bendera putih, memilih untuk kembali ke "zona nyaman" teknologi hybrid.
'Pembunuhan' di Balik Panggung Politik
Akar dari "pembunuhan" proyek yang dijadwalkan meluncur sekitar tahun 2027 di Amerika ini adalah kebijakan politik: disahkannya "Big, Beautiful Bill" oleh pemerintahan Trump. Undang-undang ini secara efektif menghapus insentif pajak federal sebesar USD7.500 (sekitar Rp120 juta) bagi pembeli mobil listrik mulai akhir September.
Tanpa "diskon" dari pemerintah ini, harga mobil listrik seketika menjadi jauh lebih mahal bagi konsumen. Honda, dengan kalkulasi dingin, melihat bahwa permintaan akan anjlok dan proyek SUV listrik besar mereka tidak akan lagi menguntungkan.