Fimela.com, Jakarta Konsep urban farming atau pertanian kota kini semakin digemari, terutama oleh mereka yang tinggal di daerah padat dengan lahan terbatas. Tren ini memungkinkan setiap orang untuk menanam kebutuhan pangan sendiri, seperti sayuran segar, langsung di halaman rumah mereka. Selain menyediakan pasokan sayuran yang sehat dan bebas pestisida, berkebun di rumah juga bisa menjadi hobi yang menenangkan dan produktif.
Mewujudkan dapur hijau bukan lagi sekadar impian. Dengan menggunakan pot, polybag, atau bahkan sistem hidroponik, berbagai jenis sayuran bisa tumbuh subur meski di lahan sempit. Inisiatif ini tidak hanya mendukung gaya hidup sehat, tetapi juga membantu ketahanan pangan keluarga secara mandiri.
Artikel ini akan mengupas tuntas tanaman sayuran segar yang cocok ditanam di halaman rumah dalam konsep urban farming. Setiap tanaman dilengkapi dengan panduan lengkap tentang persyaratan tumbuh, cara menanam, perawatan, hingga waktu panen. Jadi, apa saja 10 tanaman sayuran segar yang cocok untuk ditanam di halaman rumah ala urban farming? Mengacu pada berbagai sumber, Senin (25/8), berikut adalah ulasan informasinya.
Kelompok Tani Sehati memanfaatkan turap di tepi Sungai Ciliwung untuk menanam berbagai sayuran maupun buah.c
1. Kangkung (Ipomoea aquatica)
Kangkung adalah salah satu sayuran daun yang sangat digemari dan mudah dibudidayakan, menjadikannya pilihan sempurna untuk pertanian kota. Tanaman ini terkenal dengan pertumbuhannya yang cepat dan bisa dipanen dalam waktu singkat, sekitar 20-30 hari setelah ditanam. Kangkung tidak memerlukan lahan yang luas dan dapat tumbuh dengan baik dalam pot, polybag, atau sistem hidroponik, serta bisa ditanam di berbagai media tanam. Berikut adalah beberapa syarat tumbuh yang perlu diperhatikan untuk menanam kangkung:
- Sinar Matahari: Kangkung memerlukan paparan sinar matahari penuh, setidaknya selama 6 jam sehari, untuk pertumbuhan yang optimal dan subur.
- Penyiraman: Tanaman ini menyukai kondisi tanah yang lembap, sehingga penyiraman secara rutin di pagi dan sore hari sangat penting untuk menjaga kelembaban media tanam.
- Media Tanam: Pilihlah media tanam yang subur dan memiliki drainase yang baik, seperti campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam padi dengan perbandingan 2:1:1.
Kangkung dapat ditanam dari biji yang direndam semalaman (12-24 jam) sebelum disemai untuk mempercepat proses perkecambahan. Setelah bibit muncul, lakukan penjarangan agar tanaman tidak tumbuh terlalu padat. Pemupukan dapat dilakukan seminggu sekali dengan menggunakan pupuk organik cair untuk mendukung pertumbuhannya.
Panen kangkung bisa dilakukan ketika tingginya mencapai sekitar 20-25 cm. Panen pertama dapat dilakukan setelah 20-30 hari dengan memotong batang sekitar 2-3 cm di atas permukaan tanah. Metode ini memungkinkan tanaman untuk tumbuh kembali dan menghasilkan panen berikutnya secara berulang kali.
2. Bayam (Amaranthus spp.)
Bayam adalah salah satu sayuran daun yang sangat ideal untuk urban farming karena pertumbuhannya yang cepat dan kemampuannya beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan. Tanaman ini terkenal mudah ditanam dan memiliki siklus panen yang singkat, sekitar 25-30 hari setelah ditanam, seperti yang dijelaskan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura di Pertanian.go.id. Terdapat beragam jenis bayam, seperti bayam hijau, bayam merah, dan bayam cabut, yang semuanya bisa ditanam dalam pot atau polybag. Berikut adalah beberapa persyaratan untuk menanam bayam:
- Sinar Matahari: Bayam memerlukan paparan sinar matahari penuh agar dapat tumbuh optimal, setidaknya 5-6 jam setiap hari.
- Penyiraman: Pastikan media tanam tetap lembap, tetapi tidak tergenang air, dengan cara menyiram dua kali sehari.
- Media Tanam: Gunakan media tanam yang kaya bahan organik dan memiliki drainase yang baik, seperti campuran tanah, kompos, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.
Bayam ditanam dari biji yang bisa disemai langsung di pot atau polybag dengan kedalaman sekitar 0,5 cm. Setelah bibit tumbuh, lakukan penjarangan untuk memberikan ruang yang cukup bagi tanaman untuk berkembang. Pemupukan dapat dilakukan setiap 1-2 minggu dengan pupuk organik untuk memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup.
Bayam cabut dapat dipanen ketika tingginya mencapai sekitar 15-20 cm dengan cara mencabut seluruh tanaman. Sementara itu, untuk bayam petik, daun dapat diambil secara bertahap dari bagian bawah, memungkinkan tanaman untuk terus berproduksi setelah 25-30 hari ditanam.
3. Sawi (Brassica juncea)
Sawi hijau, salah satu sayuran daun yang sangat populer di Asia, ternyata sangat cocok untuk ditanam di pekarangan rumah Anda. Pertumbuhannya yang cepat dan perawatannya yang mudah menjadikannya pilihan ideal, terutama bagi Anda yang tertarik dengan urban farming. Dengan masa panen yang singkat, hanya sekitar 30-40 hari setelah penanaman, sawi hijau menawarkan solusi praktis untuk menambah stok sayur segar di rumah. Tanaman ini bisa tumbuh subur dalam pot atau wadah lain, membuatnya sangat fleksibel untuk berbagai kondisi pertanian perkotaan.
Untuk memastikan pertumbuhan sawi yang optimal, berikut adalah beberapa persyaratan tumbuh yang perlu diperhatikan:
- Sinar Matahari: Sawi memerlukan sinar matahari penuh hingga sebagian, dengan durasi minimal 4-6 jam sehari.
- Penyiraman: Pastikan media tanam selalu lembap dengan penyiraman rutin, terutama di hari-hari panas, sebaiknya dua kali sehari.
- Media Tanam: Gunakan media tanam yang subur dan gembur dengan drainase baik, seperti campuran tanah, kompos, dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1.
Sawi dapat ditanam dari biji yang bisa langsung disemai atau melalui persemaian. Setelah bibit berumur 7-10 hari dan memiliki 2-3 daun sejati, Anda bisa memindahkannya ke pot. Lakukan penjarangan ketika bibit sudah memiliki beberapa daun sejati, dan jangan lupa melakukan pemupukan setiap 1-2 minggu menggunakan pupuk organik.
Anda bisa mulai memanen ketika daunnya sudah cukup besar, sekitar 30-40 hari setelah tanam. Panen bisa dilakukan dengan mencabut seluruh tanaman atau memotong daunnya secara bertahap, sehingga Anda bisa menikmati panen berkala.
4. Selada (Lactuca sativa)
Selada, sayuran berdaun renyah ini, menjadi primadona dalam sajian salad dan isian sandwich. Keunggulannya terletak pada kemudahan penanaman, bahkan di dalam pot atau wadah kecil, menjadikannya pilihan sempurna bagi penggiat urban farming. Terutama jenis selada daun lepas, yang dapat dipanen berulang kali, menawarkan fleksibilitas bagi para petani kota. Selada tidak memerlukan lahan yang luas dan memiliki masa panen yang relatif singkat. Berikut adalah panduan untuk menanam selada agar tumbuh optimal:
- Sinar Matahari: Selada menyukai sinar matahari penuh hingga sebagian, sekitar 4-6 jam setiap hari. Namun, hindari paparan sinar matahari langsung yang terlalu terik agar tidak merusak daun.
- Penyiraman: Pastikan media tanam selalu lembap secara konsisten. Kekeringan dapat menyebabkan selada berbunga lebih cepat dan daun menjadi pahit.
- Media Tanam: Pilih media tanam yang kaya akan bahan organik, gembur, dan memiliki drainase baik. Campuran tanah, kompos, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 sangat dianjurkan.
Menanam selada dimulai dari biji yang disemai tipis dan ditutupi lapisan tipis media tanam. Setelah bibit berumur 2-3 minggu dan memiliki 3-4 daun sejati, bibit dapat dipindahkan ke pot. Berikan pupuk organik cair setiap 2-3 minggu untuk mendukung pertumbuhannya.
Bagi selada varietas daun lepas, panen dapat dilakukan dengan memetik daun terluar yang sudah cukup besar, sementara tanaman tetap tumbuh. Untuk selada kepala, panen dilakukan dengan mencabut seluruh tanaman ketika kepala sudah terbentuk padat, biasanya dalam 40-60 hari setelah penanaman.
5. Cabai (Capsicum annuum)
Cabai, tanaman buah yang sangat digemari di Indonesia, menjadi pilihan ideal untuk urban farming karena dapat tumbuh subur di pot atau polybag. Sebagai salah satu komoditas pertanian yang banyak dicari, cabai bisa dibudidayakan meski di lahan yang terbatas. Jenis cabai pun beragam, mulai dari yang tidak pedas hingga yang sangat pedas, sehingga bisa disesuaikan dengan preferensi rasa Anda. Berikut adalah syarat-syarat tumbuh bagi cabai:
- Sinar Matahari: Cabai memerlukan paparan sinar matahari penuh setidaknya selama 6-8 jam sehari untuk menghasilkan buah yang melimpah dan berkualitas.
- Penyiraman: Pastikan media tanam tetap lembap, namun hindari genangan air yang bisa menyebabkan akar membusuk.
- Media Tanam: Gunakan media tanam yang subur, gembur, dan memiliki drainase baik, seperti campuran tanah, kompos, dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1.
Cabai biasanya ditanam dari biji yang disemai terlebih dahulu. Setelah bibit berumur sekitar 3-4 minggu atau memiliki 4-6 daun sejati dengan tinggi 10-15 cm, bibit bisa dipindahkan ke pot yang lebih besar. Pemupukan rutin dengan pupuk kaya kalium dan fosfor sangat dianjurkan untuk merangsang pembungaan dan pembuahan. Penyangga mungkin diperlukan saat tanaman mulai berbuah.
Panen cabai dapat dilakukan ketika buah telah mencapai ukuran penuh dan warna yang sesuai dengan varietasnya (hijau, merah, oranye, dll.). Panen dapat dilakukan secara bertahap mulai 75-90 hari setelah tanam, tergantung pada varietas yang ditanam.
6. Tomat (Solanum lycopersicum)
Tomat adalah buah yang sangat serbaguna dan populer, serta dapat dengan mudah ditanam di pot atau wadah besar di halaman rumah. Varietas seperti tomat ceri atau tomat kerdil sangat ideal untuk ruang yang terbatas. Untuk pertanian perkotaan, tomat kerdil (determinate) atau tomat ceri sangat direkomendasikan karena ukurannya yang kompak dan cocok untuk ditanam dalam wadah. Berikut adalah syarat-syarat tumbuh yang dibutuhkan oleh tomat:
- Sinar Matahari: Tomat memerlukan paparan sinar matahari penuh setidaknya 6-8 jam per hari untuk menghasilkan buah yang melimpah dan berkualitas.
- Penyiraman: Pastikan media tanam tetap lembap secara konsisten, karena penyiraman yang tidak teratur dapat menyebabkan buah pecah atau busuk pada ujungnya.
- Media Tanam: Gunakan media tanam yang kaya akan bahan organik, gembur, dan memiliki drainase yang baik, seperti campuran tanah, kompos, dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1.
Tomat biasanya ditanam dari biji yang disemai terlebih dahulu. Setelah bibit berusia 3-4 minggu atau memiliki 4-6 daun sejati dan mencapai tinggi sekitar 15-20 cm, pindahkan ke pot yang lebih besar dan tambahkan ajir sebagai penopang. Tanaman tomat memerlukan penyangga (ajir) untuk menopang batangnya saat berbuah. Lakukan pemupukan secara teratur dengan pupuk seimbang. Tomat dapat dipanen ketika buahnya telah matang sempurna dan berwarna merah (atau sesuai dengan varietasnya). Panen bisa dilakukan secara bertahap setelah 60-90 hari setelah penanaman, tergantung pada varietasnya.
7. Daun Bawang (Allium fistulosum)
Daun bawang adalah salah satu bumbu dapur yang sangat populer dan mudah ditanam di halaman rumah, bahkan hanya dari sisa akarnya. Tanaman ini sangat ideal untuk urban farming karena tidak memerlukan banyak ruang dan dapat dipanen berkali-kali. Anda dapat menanam daun bawang dengan mudah di pot atau polybag, bahkan dari akar yang tersisa setelah membeli di pasar. Berikut adalah beberapa syarat tumbuh yang perlu diperhatikan:
- Sinar Matahari: Daun bawang memerlukan paparan sinar matahari penuh hingga sebagian, setidaknya 4-6 jam sehari, agar pertumbuhannya optimal.
- Penyiraman: Pastikan media tanam tetap lembap dengan menyiramnya secara teratur.
- Media Tanam: Gunakan media tanam yang gembur, subur, dan memiliki drainase baik, seperti campuran tanah, kompos, dan pupuk kandang.
Anda dapat menanam daun bawang dari biji, bibit, atau cara paling praktis, yaitu dari sisa akar daun bawang yang masih memiliki sedikit batang. Cukup tanam bagian akar tersebut ke dalam media tanam, dengan memotong bagian putih daun bawang sekitar 2-3 cm dari akar. Pemupukan dapat dilakukan setiap beberapa minggu dengan pupuk organik cair untuk mendukung pertumbuhannya.
Daun bawang siap dipanen ketika tingginya sudah memadai, dengan cara memotong daunnya sekitar 2-3 cm di atas permukaan tanah. Anda bisa mulai memanen setelah 3-4 minggu penanaman, dan tanaman ini akan terus tumbuh kembali untuk panen berikutnya secara berulang kali.
8. Seledri (Apium graveolens)
Seledri, dengan aroma khasnya, sering menjadi bintang dalam berbagai hidangan sebagai bumbu penyedap. Meski memerlukan sedikit kesabaran, Anda bisa menanam seledri dengan mudah di pot atau wadah di halaman rumah, bahkan dari sisa pangkal batangnya sekalipun. Salah satu metode paling sederhana adalah dengan menanam kembali pangkal batang seledri yang telah dipotong. Berikut adalah beberapa kebutuhan seledri untuk tumbuh dengan baik:
- Sinar Matahari: Seledri memerlukan paparan sinar matahari penuh hingga sebagian, sekitar 5-6 jam setiap hari, untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal.
- Penyiraman: Pastikan media tanam selalu lembap secara konsisten, karena seledri sangat menyukai lingkungan yang lembap.
- Media Tanam: Pilih media tanam yang kaya bahan organik, gembur, dan memiliki drainase yang baik, misalnya campuran tanah, kompos, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.
Langkah paling mudah untuk menanam seledri adalah dengan memanfaatkan pangkal batang yang sudah dipotong. Cukup letakkan pangkal batang tersebut dalam wadah berisi sedikit air hingga muncul akar dan tunas baru, kemudian pindahkan ke media tanam. Pemupukan dapat dilakukan setiap 2-3 minggu untuk memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup. Daun seledri dapat mulai dipanen ketika sudah cukup besar, dengan cara memetik tangkai daun terluarnya. Proses panen dapat dilakukan secara bertahap setelah 60-90 hari sejak penanaman, memungkinkan tanaman untuk terus berproduksi.
9. Pakcoy (Brassica rapa subsp. chinensis)
Pakcoy, yang juga dikenal sebagai bok choy, adalah salah satu jenis sayuran daun dari keluarga sawi yang memiliki keunikan tersendiri dalam cara tumbuhnya. Sayuran ini sangat digemari dalam masakan Asia dan menjadi pilihan ideal untuk urban farming berkat pertumbuhannya yang cepat serta perawatannya yang mudah. Dalam waktu singkat, sekitar 30-45 hari setelah ditanam, pakcoy sudah siap dipanen. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di dalam pot atau wadah lainnya, menjadikannya solusi sempurna untuk area yang terbatas. Berikut adalah beberapa syarat tumbuh yang perlu diperhatikan untuk menanam pakcoy:
- Sinar Matahari: Pakcoy memerlukan paparan sinar matahari penuh hingga sebagian, minimal 4-6 jam sehari, agar pertumbuhannya optimal.
- Penyiraman: Pastikan media tanam tetap lembap dengan penyiraman rutin, terutama di pagi dan sore hari.
- Media Tanam: Gunakan media tanam yang subur, gembur, dan memiliki drainase yang baik. Campuran tanah, kompos, dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1 sangat dianjurkan.
Pakcoy dapat ditanam dari biji yang bisa langsung disemai atau melalui persemaian terlebih dahulu. Setelah bibit berusia 7-10 hari dan memiliki 2-3 daun sejati, mereka dapat dipindahkan ke pot. Penjarangan dilakukan setelah bibit memiliki beberapa daun sejati, dan pemupukan bisa dilakukan setiap 1-2 minggu menggunakan pupuk organik cair. Pakcoy siap dipanen ketika daunnya sudah cukup besar, biasanya sekitar 30-45 hari setelah tanam. Panen dapat dilakukan dengan mencabut seluruh tanaman atau memotong daunnya secara bertahap, memungkinkan Anda untuk memanen secara berkala.
10. Timun (Cucumis sativus)
Timun sangat cocok ditanam di pekarangan rumah ala urban farming. Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di lahan terbatas asalkan mendapat cukup sinar matahari, air, dan penyangga rambatan. Bahkan, timun bisa ditanam menggunakan pot besar, polybag, atau sistem vertikultur untuk menghemat ruang.
- Sinar Matahari: Timun adalah tanaman yang menyukai cahaya penuh. Idealnya, timun mendapat 6–8 jam sinar matahari langsung setiap hari agar pertumbuhan daun, bunga, dan buahnya optimal. Jika kurang sinar, tanaman bisa kurus dan buahnya kecil.
- Penyiraman: Timun membutuhkan air yang cukup, terutama saat fase berbunga dan berbuah. Siram tanaman 1–2 kali sehari (pagi dan sore), tetapi pastikan air tidak menggenang karena bisa menyebabkan akar busuk. Media tanam harus lembap, tidak kering, dan tidak becek.
- Media Tanam: Gunakan campuran tanah gembur, kompos/pupuk kandang, dan sekam bakar dengan perbandingan 2:1:1. Media tanam ini akan membuat akar timun tumbuh subur serta mudah menyerap nutrisi. Timun bisa ditanam di pot besar atau polybag ukuran minimal 30–40 cm.
Kelebihan menanam timun di pekarangan rumah adalah masa panennya relatif cepat (sekitar 40–50 hari setelah tanam), hasilnya bisa cukup banyak, serta perawatannya tidak rumit. Dengan memberi ajir (penyangga bambu, kawat, atau jaring rambat), tanaman timun bisa tumbuh ke atas sehingga tidak memakan banyak tempat-cocok untuk konsep urban farming di rumah perkotaan.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.