loading...
Warga Palestina yang kelaparan menunggu menerima makanan di lingkungan Zeitoun, Kota Gaza, pada 31 Juli 2025. Foto/Abdalhkem Abu Riash/Anadolu
JALUR GAZA - Boston Consulting Group (BCG) memodelkan rencana untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza ke Somalia dan Somaliland. Rencana itu disusun atas nama para pengusaha Israel yang ingin membangun kembali wilayah kantong tersebut.
Orang-orang yang mengetahui pekerjaan tersebut mengatakan kepada Financial Times bahwa kedua negara Afrika tersebut termasuk di antara sejumlah negara tujuan deportasi warga Palestina.
Daftar tersebut juga mencakup Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), dan Yordania.
Pemodelan ini berawal dari upaya BCG dalam membantu mendirikan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Amerika Serikat (AS). GHF telah banyak dikritik karena banyaknya korban jiwa di lokasi pengiriman bantuannya.
Pemodelan pascaperang ini, ketika dilaporkan, memicu protes keras dan perusahaan konsultan tersebut secara terbuka menyangkal pekerjaan tersebut, dengan menyatakan mitra yang bertanggung jawab telah diperingatkan untuk tidak melakukannya.
Rencana relokasi didasarkan pada laporan media yang menunjukkan pejabat Israel dan AS telah berdiskusi dengan para pemimpin Afrika Timur tentang penerimaan warga Palestina yang dideportasi, dengan imbalan keuntungan seperti pengakuan mereka atas Somaliland yang memisahkan diri sebagai negara merdeka.