Dari Vietnam ke Iran, 7 Intervensi AS untuk Kudeta Rezim, Mayoritas Penuh Darah

12 hours ago 8

loading...

AS berambisi menggulingkan rezim Ayatollah Ali Khamenei. Foto/X/@khamenei_ir

TEHERAN - Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan perubahan rezim di Iran setelah jet-jet Amerika menjatuhkan bom penghancur bunker di situs-situs nuklir utama Teheran selama akhir pekan.

Posisi Trump sangat kontras dengan pernyataan Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth, yang mengklaim AS tidak bermaksud menggulingkan pemerintah Iran.

“Tidaklah benar secara politis untuk menggunakan istilah, ‘Pergantian Rezim,’ tetapi jika Rezim Iran saat ini tidak mampu membuat Iran hebat lagi, mengapa tidak akan ada pergantian Rezim??? MIGA!!!” Trump menulis di platform media sosialnya, menggunakan huruf kapital di sebagian postingannya dan menyamakannya dengan gerakan MAGA miliknya.

Trump berjanji di jalur kampanye untuk tidak menyeret AS ke dalam perang asing. Pembalikannya terhadap isu tersebut telah membuat marah kubu isolasionis dalam Partai Republik yang ingin menjauhkan militer AS dari perang apa pun yang dilancarkan atas nama negara lain di negeri yang jauh.

Di masa lalu, AS telah melakukan perubahan rezim di banyak negara yang sebagian besar menghasilkan konsekuensi yang tidak diinginkan seperti ketidakstabilan politik, kekerasan etnis, dan pertikaian sektarian.

Berikut ini adalah daftar singkat perubahan rezim yang didukung AS sejak Perang Dunia II yang menyebabkan perang saudara jangka panjang atau memperkuat kelompok-kelompok yang bermusuhan dengan kepentingan AS.

Dari Vietnam ke Iran, 7 Intervensi AS untuk Kudeta Rezim, Mayoritas Penuh Darah

1. Iran (1953)

Dengan dukungan Inggris, AS memainkan peran utama dalam menggulingkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis oleh perdana menteri saat itu Mohammad Mossadegh pada tahun 1953.

Melansir TRT World, AS mendirikan monarki pro-Barat di bawah Shah Mohammad Reza Pahlavi, terutama untuk melindungi kepentingan minyak Barat dan melawan pengaruh Soviet di Iran.

Kudeta yang diatur CIA melibatkan penyuapan, propaganda, dan kekerasan massa.

Meskipun AS berhasil mengganti Mossadegh dengan Shah, kudeta tersebut memicu kebencian jangka panjang terhadap AS di antara orang-orang Iran.

Shah memerintah Iran dengan tangan besi hingga tahun 1979, ketika sebuah revolusi yang dipimpin oleh seorang pemimpin agama, Ruhollah Khomeini, menggulingkan monarki dan mendirikan pemerintahan yang sangat anti-AS.

Read Entire Article
Prestasi | | | |