Formula Mesin Ganda Purbaya untuk Mencapai Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 8 Persen

3 hours ago 2

loading...

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa tampil dengan nada realistis, namun optimistis dalam acara Great Lecture. Foto/Dok

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa tampil dengan nada realistis, namun optimistis dalam acara Great Lecture bertajuk Transformasi Ekonomi Nasional: Pertumbuhan Inklusif Menuju 8 Persen di Birawa Hall Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/9/2025). Ia mengulas perjalanan panjang ekonomi Indonesia sejak Reformasi 1998.

“Sudah lebih dari dua dekade, pertumbuhan kita sulit keluar dari jebakan sekitar 5 persen. Ada fenomena middle income trap, hal yang biasa terjadi pada negara-negara yang ingin naik kelas menjadi negara maju,” katanya.

Namun Purbaya menekankan, Indonesia punya kekuatan khas: konsumsi domestik yang mencapai 90% dari PDB. “Dengan domestic demand sebesar itu, sebetulnya angka pertumbuhan ekonomi 6 hingga 6,5 persen bukan mustahil,” ujarnya.

Baca Juga: Genjot Ekonomi Nasional, Menkeu Purbaya Pakai Mesin Lama yang Dibuat Lebih Bagus

Lalu Purbaya menyodorkan pembandingan yang sederhana tapi tegas. “Di era SBY, ketika hanya mesin swasta yang bergerak, pertumbuhan mencapai 6 persen. Di era Jokowi, ketika hanya mesin negara yang bergerak, pertumbuhan bertahan 5 persen. Ke depan, bila kedua mesin digerakkan bersama -negara dan swasta- kita optimistis bisa mencapai 8 persen,” ujarnya.

Langkah teknis pun Ia paparkan. Penyerapan anggaran segera dipercepat agar mengalir ke sektor riil. Bersama DPR RI, pemerintah juga akan memberi kelonggaran transfer ke daerah. “Dengan begitu, daerah bisa bernapas lebih lega,” kata Purbaya.

Acara itu dibuka oleh Ketua Dewan Direktur GREAT Institute Syahganda Nainggolan. “Semua media memberikan komentar positif untuk Menkeu baru kita,” ujar Syahganda.

Pernyataan Syahganda siang itu meluncur seperti sebuah sinyal. Ia ingin menegaskan bahwa publik tengah menaruh harapan baru pada sosok Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa. “Kita ini sudah lama tak memiliki Menkeu yang sungguh-sungguh ekonom. Baru kali ini kita punya Menkeu yang belajar langsung dari Paul Romer, pemenang Nobel Ekonomi,” katanya.

Read Entire Article
Prestasi | | | |