loading...
Panglima Militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan menolak usulan gencatan senjata dari AS dan mediator lainnya. Sebaliknya, pihaknya bertekad untuk balas dendam kepada paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Foto/Middle East Monitor
EL-FASHER - Panglima Militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mengatakan militer telah menolak usulan gencatan senjata dari Amerika Serikat (AS). Sebaliknya, pihaknya bertekad untuk balas dendam kepada kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) yang telah menguasai sebagian besar wilayah barat dan membantai banyak warga sipil.
Pengumuman jenderal tertinggi Sudan itu muncul setelah pertemuan darurat Dewan Pertahanan Militer pada hari Kamis, yang diketuai olehnya, untuk membahas situasi keamanan di Sudan.
Dalam sebuah pernyataan, dewan tersebut menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah AS atas upayanya untuk mengakhiri perang saudara Sudan. "Dewan telah memutuskan untuk menggalang dukungan rakyat Sudan di belakang angkatan bersenjata guna melenyapkan milisi pemberontak sebagai bagian dari mobilisasi umum dan upaya negara untuk mengakhiri pemberontakan ini," kata dewan tersebut.
Baca Juga: Profil Hemedti, Penggembala Unta yang Jadi Jenderal Bengis RSF Sudan
Jenderal Burhan, yang juga menjabat sebagai kepala pemerintahan de facto Sudan, telah berjanji untuk mengalahkan RSF dan membalas dendam untuk banyak warga sipil yang telah dibunuh.
"Kami akan membalas dendam atas setiap martir yang mengorbankan nyawa mereka dalam Pertempuran Martabat, dan kami akan membalas dendam atas mereka yang terbunuh dan dimutilasi di El-Fasher, El-Geneina, Al-Jazira, dan kota-kota serta wilayah lain yang dinodai oleh milisi teroris," kata Burhan, merujuk pada RSF, sebagaimana dikutip dari The New Arab, Jumat (7/11/2025).















































