loading...
Sebuah foto udara menunjukkan sebuah kapal tanker minyak mentah di sebuah terminal minyak di lepas pantai pulau Waidiao di Zhoushan, provinsi Zhejiang, China, 4 Januari 2023. FOTO/Reuters via China Daily
JAKARTA - Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengungkapkan putaran pembicaraan berikutnya antara Amerika Serikat dan China dapat mencakup pembelian minyak dari Rusia dan Iran. Hal ini menandakan pergeseran fokus dari isu perdagangan tradisional menuju isu lebih luas termasuk keamanan.
"Perdagangan berada di tempat yang baik," ujar Bessent dalam wawancara dengan CNBC, dikutip dari Bloomberg News, Selasa (22/7). Ia menambahkan, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mulai membahas isu-isu lain yang lebih kompleks.
Baca Juga: Deal dengan AS, Ekspor Magnet Ajaib China Melejit
Bessent menegaskan bahwa China merupakan pembeli utama minyak Iran dan Rusia yang saat ini terkena sanksi. "Sayangnya, China adalah pembeli yang sangat besar untuk minyak Iran yang terkena sanksi dan minyak Rusia yang juga terkena sanksi, jadi kita dapat mulai mendiskusikan hal itu," ujarnya.
Saat ditanya mengenai kemungkinan sanksi baru terhadap Rusia, Bessent mengisyaratkan bahwa AS kemungkinan akan menerapkan strategi berbasis tarif. Strategi ini akan membebankan bea masuk yang tinggi terhadap negara mana pun yang terbukti membeli energi Rusia yang dikenakan sanksi.
"Negara mana pun yang membeli minyak Rusia yang terkena sanksi akan dikenakan tarif sekunder hingga 100%," tegasnya. Ia juga menekankan pentingnya dukungan dari sekutu Eropa dalam menerapkan tarif sekunder ini.
Presiden Donald Trump sebelumnya mengancam akan memberlakukan "tarif yang sangat berat" jika tidak ada kesepakatan dalam waktu 50 hari terkait konflik Rusia-Ukraina. "Tarif sekitar 100%," tambahnya.