loading...
Pasukan UNIFIL berada di perbatasan Lebanon. Foto/anadolu
NEW YORK - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) telah memilih untuk mengakhiri Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL). Langkah ini tunduk pada tekanan dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, Israel, yang telah lama berupaya mengakhiri misi penjaga perdamaian tersebut.
Resolusi bulat yang dikeluarkan pada hari Kamis (28/8/2025) memperbarui mandat tersebut untuk terakhir kalinya, hingga 31 Desember 2026, setelah itu misi yang beranggotakan hampir 11.000 orang tersebut akan ditarik dalam "penarikan yang tertib dan aman."
Resolusi ini menandai awal dari berakhirnya pasukan yang awalnya dikerahkan pada tahun 1978 untuk memantau penarikan pasukan Israel dari Lebanon selatan.
Selama beberapa dekade, UNIFIL telah beroperasi sebagai penyangga antara pasukan pendudukan Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon. UNIFIL mendokumentasikan pelanggaran oleh kedua belah pihak di sepanjang Garis Biru yang ditetapkan PBB.
Mandatnya yang diperluas pasca-2006 menugaskan misi tersebut untuk mendukung Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF) di selatan.
Namun, para pejabat Israel semakin mendesak pembubaran UNIFIL, menuduhnya gagal mengendalikan Hizbullah.
Tuntutan mereka semakin intensif setelah serangan militer Oktober 2023 di Gaza, di mana Israel melancarkan serangan darat paralel ke Lebanon selatan.












































