loading...
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Foto/anadolu
GAZA - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyebarkan "delapan kebohongan besar" dalam pidatonya di Majelis Umum PBB. Kantor Media Gaza menyebutnya sebagai upaya Netanyahu untuk membenarkan kejahatan perang dan genosida yang dilakukannya di Jalur Gaza.
Kantor Media Gaza tersebut menyatakan pidato Netanyahu "menyesatkan" dan penuh kontradiksi. Kantor tersebut mencatat ia meremehkan penderitaan para sandera, melebih-lebihkan dukungan internasional untuk Israel setelah 7 Oktober 2023, dan salah mengartikan pengakuan global atas hak-hak Palestina sebagai "tekanan dari para ekstremis."
Kantor tersebut menolak klaim Netanyahu bahwa Israel melancarkan perang di "tujuh front" untuk memerangi terorisme, dengan mengatakan kampanye tersebut menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil di Gaza.
Kantor tersebut mengutip laporan internasional yang menyatakan 94% warga Palestina yang tewas adalah warga sipil, termasuk lebih dari 30.000 perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 90% rumah sakit, sekolah, dan infrastruktur lainnya telah hancur.
Pernyataan itu juga menyatakan Netanyahu bertentangan dengan dirinya sendiri dengan menuduh faksi-faksi perlawanan Palestina mencegah orang-orang meninggalkan Gaza, sementara pada saat yang sama mengklaim 700.000 orang telah mengungsi.
Pernyataan tersebut menegaskan Israel melakukan genosida dengan menjatuhkan lebih dari 200.000 ton bahan peledak di wilayah permukiman, menewaskan lebih dari 64.000 warga sipil, termasuk 20.000 anak-anak dan 10.500 perempuan, serta memusnahkan seluruh keluarga.













































