loading...
Indonesia didorong menerapkan skema REITs Infrastruktur untuk menyelesaikan utang Whoosh. FOTO/dok.SindoNews
JAKARTA - Persatuan Lintas Profesi Indonesia (PLPI) mendorong penerapan skema pembiayaan inovatif berbasis pasar modal, Real Estate Investment Trust (REITs) Infrastruktur, sebagai solusi untuk melunasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCIC) atau Whoosh yang mencapai Rp116 triliun tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Hal ini disampaikan menanggapi sikap tegas Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menolak menggunakan APBN untuk membayar utang proyek tersebut. Sikap pemerintah dinilai tepat untuk menjaga kredibilitas fiskal, namun memerlukan solusi alternatif yang konkret.
"Kami di PLPI menilai KCIC harus menjadi titik balik dalam model pembiayaan infrastruktur Indonesia. Beban utang Rp116 triliun tidak bisa hanya ditanggung oleh negara maupun BUMN, perlu ada instrumen pasar modal yang sehat seperti REITs untuk mengalihkan sebagian risiko kepada investor," ujar Ketua Bidang Infrastruktur & Properti PLPI, John Riyanto, di Jakarta, Rabu (21/11/2025).
Baca Juga: Riwayat Pendidikan Ignasius Jonan, Reformator KAI yang Tegas Tolak Kereta Cepat Whoosh
John menambahkan, penolakan pemerintah membayar utang dengan APBN adalah langkah yang tepat. Namun, tanpa mekanisme alternatif yang segera, risiko gagal bayar dapat berdampak serius dan merusak reputasi iklim investasi nasional.








:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5430984/original/081975700_1764687159-pexels-anntarazevich-6173668.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4859860/original/018439200_1718088982-Ilustrasi_menulis_jurnal__diary.jpg)

































