loading...
China mencoba kendalikan cuaca untuk menyelamatkan warganya dari perang nuklir yang berpotensi pecah di masa mendatang. Foto/Erica Knight/Wikimedia Commons
BEIJING - China sedang mencoba mengendalikan cuaca dengan teknologi. Tujuannya untuk menyelamatkan warganya dari bahaya perang nuklir yang berpotensi pecah di masa mendatang.
Ilmuwan militer mereka sedang menguji teknologi manipulasi cuaca sebagai bagian dari rencana untuk mengurangi dampak kejatuhan radioaktif.
Mengutip laporan South China Morning Post (SCMP), Minggu (16/11/2025), Universitas Teknik Pasukan Dukungan Logistik Gabungan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dan Institut Penelitian Pasukan Roket telah melakukan simulasi serangan "bom kotor".
Baca Juga: Menhan Belousov: Rusia Harus Bersiap Uji Senjata Nuklir Skala Penuh untuk Merespons AS
Sekadar diketahui, semua senjata nuklir menghasilkan kejatuhan radioaktif. Beberapa lebih banyak daripada yang lain.
Skenario lain yang dikhawatirkan di seluruh dunia adalah bahan peledak konvensional yang berisi limbah radioaktif seperti plutonium dan cesium. Ini akan meledakkan awan kontaminasi di area yang luas.
Hasilnya dapat membuat seluruh pusat kota tidak dapat dihuni selama berbulan-bulan, dan setiap sentimeter wilayah harus dinetralkan atau dibersihkan.
Pendekatan Beijing adalah mempercepat prosesnya.
Mereka telah beralih ke penelitian pengendalian cuaca selama beberapa dekade untuk menemukan jawabannya.
Gagasan memompa bahan kimia ke langit untuk memicu efek atmosfer bukanlah hal baru. Penyemaian awan, misalnya, adalah konsep yang telah teruji dengan baik.















































