loading...
Museum Nabi Muhammad SAW di Makkah. Foto/IMG-Arie Dwi Satrio
MAKKAH - Di balik gemerlap menara jam (clock tower) Abraj Al-Bait yang menjulang megah di samping Masjidil Haram , Makkah, tersimpan sebuah ruang hening yang memikat jiwa; Museum Nabi Muhammad SAW (International Museum of Prophets Biography) namanya.
Dari luar, menara raksasa itu mungkin terlihat seperti simbol modernitas kota suci. Namun di dalamnya, tersimpan perjalanan lintas waktu yang membuat siapa pun serasa berjalan di antara halaman sirah, menelusuri kehidupan manusia paling mulia dengan jarak yang begitu dekat.
iNews Media Group berkesempatan menyusuri jejak-jejak Nabi Muhammad yang divisualisasikan dalam 4 dimensi di museum tersebut. Hawa sejuk langsung menyelimuti saat berada tepat di depan museum, seolah menenangkan diri.
Baca Juga : Makkah di Musim Dingin: Ketika Angin Sejuk Menyentuh Jantung Para Tamu Allah
Di depan museum, cahaya temaram menyorot kaligrafi emas bertuliskan "Muhammad Rasulullah". Perjalanan ini bukan sekadar wisata religi, tapi momen spritualitas batin yang pelan-pelan membasuh kesadaran.
Museum dimulai dengan lorong interaktif yang menggambarkan awal penciptaan alam. Cahaya biru gelap menari di dinding, memvisualkan galaksi dan planet membawa pengunjung menyadari bahwa kisah Nabi bukan berdiri sendiri, melainkan bagian dari skenario besar Sang Pencipta.
Layar digital besar kemudian menampilkan garis waktu para nabi terdahulu. Ada Adam, Idris, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa—hingga akhirnya Muhammad SAW. Setiap nama ditampilkan dengan narasi lembut, memperlihatkan kesinambungan risalah dan peran Nabi Muhammad sebagai penutup para rasul.















































