loading...
Pasukan Belanda mengobrak-abrik Benteng Plered warisan Kerajaan Mataram. Foto/SindoNews
SEMARANG - Pasukan Belanda mengobrak-abrik Benteng Plered warisan Kerajaan Mataram. Pasukan Belanda di bawah pimpinan Kolonel Cochius berkekuatan 7.342 orang yang menyerbu Benteng Plered dari empat penjuru pada 9 Juni 1826. Pertempuran itu banyak memakan korban dari kedua belah pihak.
Operasi pengejaran terhadap Pangeran Diponegoro pun dilakukan oleh pasukan Belanda hingga Jekso. Sang Pangeran berhasil meloloskan diri hingga ke barat melarikan diri. Pasukan Belanda itu memanfaatkan spionase dari penduduk lokal.
Di Jekso Diponegoro menerima pelbagai laporan mengenai jalannya peperangan. Operasi pengejaran ke Jekso dipimpin oleh Kolonel Cochius. Sebelum memasuki daerah lawan, pasukan Cochius dihadang oleh prajurit-prajurit Diponegoro.
Baca juga: Penguasaan Belanda di Kalimantan Tertunda Akibat Kewalahan Hadapi Pasukan Pangeran Diponegoro
Dikutip dari "Sejarah Nasional Indonesia IV : Kemunculan Penjajahan di Indonesia", pada tanggal 8 Juli 1826 di sekitar Jekso terjadi pertempuran yang menelan banyak korban. Akibat operasi pengejaran yang terus-menerus, Diponegoro bergerak ke arah utara, menuju lereng selatan Gunung Merapi. Sampai di Kejiwan, gerakan pasukannya ditahan oleh pasukan Sollewijn.