Stabilitas Keuangan PLN Harus Didukung Kebijakan Konsisten Fiskal dan Moneter

3 weeks ago 23

loading...

Sepanjang tahun 2024, paparnya, PLN juga mencatat pendapatan sebesar Rp545,4 triliun, tumbuh 11,9% secara tahunan dari Rp487,38 triliun pada 2023. Foto/Dok

JAKARTA - Utang PT PLN ( Persero) yang disebut sebagai beban harian dinilai tidak sepenuhnya tepat dan berisiko menimbulkan disinformasi publik, pasalnya PLN adalah sebuah korporasi. Utang perusahaan terbagi setidaknya menjadi dua, yakni utang jangka pendek untuk modal kerja dan utang jangka panjang untuk investasi.

“Utang korporasi tidak bisa disamakan dengan utang pribadi atau rumah tangga, karena memiliki struktur dan fungsi yang berbeda,” ujar Ekonom Konstitusi, Defiyan Cory dalam keterangan tertulisnya.

Ia menilai utang PLN tanpa pendekatan manajemen keuangan yang tepat dapat menyesatkan. Berdasarkan laporan keuangan semester I-2025 yang dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), PLN mencatatkan pendapatan sebesar Rp281 triliun, meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp262 triliun.

Baca Juga: Indonesia Butuh Dana Jumbo Rp3.000 Triliun untuk Proyek Listrik Nasional

Penjualan tenaga listrik menjadi penyumbang utama dengan nilai Rp179,58 triliun, naik 4,53% dibanding semester I 2024. Sepanjang tahun 2024, paparnya, PLN juga mencatat pendapatan sebesar Rp545,4 triliun, tumbuh 11,9% secara tahunan dari Rp487,38 triliun pada 2023.

Read Entire Article
Prestasi | | | |