loading...
Kendaraan listrik yang semakin banyak menekan kendaraan-kendaraan yang sudah diproduksi dalam negeri dengan TKDN tinggi. Foto: Sindonews/Danang Arradian
JAKARTA - Di tengah gemerlap ruang pamer dan jalanan ibu kota, mobil-mobil listrik impor melaju tanpa suara, menjadi simbol kemajuan dan era baru yang lebih ramah lingkungan.
Namun, di balik senyapnya mesin mereka, terdengar gemuruh kekhawatiran dari ribuan pabrik komponen di pelosok negeri.
Ironi besar kini membayangi ambisi elektrifikasi Indonesia: serbuan mobil listrik impor justru menjadi momok yang mengancam kelangsungan hidup industri pendukung otomotif dalam negeri.
Masalahnya sederhana namun menusuk: mobil-mobil listrik itu datang dalam wujud jadi (CBU - Completely Built Up).
Setiap unit yang mendarat di pelabuhan Tanjung Priok adalah produk utuh yang tak secuil pun menyentuh hasil keringat para pekerja di pabrik-pabrik komponen lokal.
Ibarat memesan makanan jadi dari luar negeri, sementara dapur di rumah sendiri dibiarkan dingin tak mengepul.
Keresahan ini bukan lagi sekadar bisik-bisik di kalangan pengusaha. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) kini bersuara lantang.