loading...
Mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Raden Soekarno Djojonegoro. Foto: Sekilas Lintas Kepolisian Republik Indonesia, 1976. Jakarta: Department of Information, Indonesian Police
MANTAN Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Raden Soekarno Djojonegoro menangis ketika upacara pelepasan prajurit Resimen Pelopor Brimob diberangkatkan ke Irian Barat dengan tujuan menaklukkan Belanda. Pelepasan bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri tanggal 8 Maret 1962.
Sayangnya, tangisan itu malah ditanggapi pasukan Brimob yang siap bertempur ke medan perang dengan penuh keheranan. Pelopor Brimob sebenarnya telah siap menyerahkan jiwanya kepada bangsa dengan kemungkinan besar tidak akan pulang.
Baca juga: Kisah Brimob Selamatkan Jenderal M Jusuf dari Berondong Peluru Kelompok Kahar Muzakkar
Dikutip dari buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan, penulis Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, Januari 2013, sambil tak kuasa menahan tangis, Jenderal Soekarno meminta maaf kepada prajurit Resimen Tim Pertempuran (RTP) 1 Brimob karena mereka terpaksa meninggalkan anak, istri, dan orang tua.
Suasana penuh emosional dari sambutan jenderal bintang 4 ini justru ditanggapi acuh tak acuh oleh Resimen Pelopor. Banyak anggota pasukan khusus keheranan.
















































