Krisis Politik Makin Mendalam, Macron Makin Terisolasi

1 week ago 14

loading...

Presiden Prancis Emmanuel Macron makin terisolasi. Foto/X/@EmmanuelMacron

PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron yang sedang terdesak menghadapi tekanan politik yang semakin besar. Itu terjadi ketika Perdana Menteri Sébastien Lecornu yang akan segera lengser mencoba putaran negosiasi terakhir untuk mencegah krisis politik yang semakin dalam.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa sore, Lecornu mengatakan ia telah mengusulkan kepada socle commun, sebuah koalisi longgar yang terdiri dari kaum konservatif dan sentris, agar diskusi difokuskan pada dua hal mendesak: "Pengesahan anggaran" dan "masa depan Kaledonia Baru."

Ia menambahkan bahwa semua pihak yang terlibat telah "menyepakati dua prioritas ini, dengan keinginan bersama untuk menemukan solusi yang cepat."

Lecornu juga mengonfirmasi bahwa ia akan bertemu dengan masing-masing partai politik antara Selasa sore dan Rabu pagi.

Upaya ini menandai upaya terakhir Macron untuk mempertahankan fungsi pemerintahan setelah pengunduran diri Lecornu pada hari Senin, hanya 27 hari setelah menjabat, masa jabatan terpendek bagi seorang perdana menteri Prancis dalam sejarah modern.

Beberapa jam setelah mengundurkan diri, Lecornu menerima permintaan Macron untuk merundingkan kabinet baru pada Rabu malam. Lecornu mengatakan kepada presiden bahwa ia tidak akan kembali menjabat meskipun negosiasi berhasil.

Krisis Politik Makin Mendalam, Macron Makin Terisolasi

1. Boikot Oposisi dan Tekanan untuk Gelar Pemilu

Namun, tokoh-tokoh oposisi utama dengan cepat menolak ajakan Lecornu. Para pemimpin sayap kanan National Rally (RN) Marine Le Pen dan Jordan Bardella, yang telah menghadiri konsultasi sebelumnya, kali ini menolak undangan tersebut.

Le Pen kembali menegaskan seruannya untuk pemilihan parlemen cepat, menyebutnya "perlu," sementara Bardella menyatakan, "Kami siap memerintah."

Read Entire Article
Prestasi | | | |