loading...
Ahmad Sihabudin, Dosen Komunikasi Lintas Budaya Fisip Untirta. Foto/Ist
Ahmad Sihabudin
Dosen Komunikasi Lintas Budaya Fisip Untirta
BESOK tanggal 28 Oktober 2025 kita akan memperingati hari Sumpah Pemuda ke-97. Naskah ini, mencoba merefleksikan semangat pemuda melalui lirik lagu ”Laskar Pelangi”. Anak muda yang berusia 20 sampai dengan 35 tahunan saat ini, kebanyakan pemuda yang tumbuh dan mengenal film Laskar Pelangi karya Riri Riza dan Mira Lesmana.
Diangkat dari novel karya Andre Herata yang best seller saat itu, bahkan diterjemahkan ke dalam tujuh bahasa PBB, karya sastra ini yang dianggap mampu memotivasi anak-anak dunia untuk menggantungkan harapan dan cita-citanya setinggi langit. Meskipun dengan segala keterbatasan kondisi hidup dan kehidupan.
“Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia.” Sepenggal lirik dari lagu “Laskar Pelangi” karya Nidji ini mengandung makna mendalam tentang perjuangan, harapan, dan tekad yang tak pernah padam. Lagu yang diadaptasi dari kisah inspiratif karya Andrea Hirata ini menggambarkan semangat anak-anak yang hidup dalam keterbatasan, namun memiliki impian besar untuk mengubah masa depan mereka. Di balik kesederhanaan nadanya, tersimpan pesan universal tentang pentingnya berani bermimpi, bekerja keras, dan tetap optimistis dalam menghadapi kehidupan.
Kini, sembilan puluh tujuh tahun setelah ikrar suci Sumpah Pemuda dikumandangkan, semangat yang sama masih sangat relevan. Bedanya, tantangan yang dihadapi para pemuda masa kini bukan lagi penjajahan fisik, melainkan penjajahan zaman: kemajuan teknologi, tekanan sosial media, krisis moral, hingga kehilangan arah identitas.
Dalam situasi inilah, pesan dari lagu “Laskar Pelangi” seolah menjadi pengingat yang lembut namun tegas: jangan pernah berhenti bermimpi, dan jangan pernah menyerah pada keadaan.









































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5121036/original/092982600_1738673422-kike-vega-F2qh3yjz6Jk-unsplash.jpg)







