loading...
China menjadikan Nvidia sebagai sandera, membuat perusahaan takut melangkah. Foto: Getty Images
CHINA - Di saat para diplomat Amerika Serikat dan China tengah duduk semeja dalam perundingan dagang di Madrid, bom waktu meledak di Beijing.
Pada hari Senin silam, pemerintah China melancarkan serangan balasan paling keras dalam "Perang Chip" yang sedang berlangsung: mereka secara resmi menuduh Nvidia—perusahaan paling berharga di AS dan raja tak terbantahkan di dunia chip Kecerdasan Buatan (AI)—telah melanggar undang-undang anti-monopoli.
Ini bukan kebetulan. Tapi, pesan sangat jelas, manuver catur geopolitik yang dilancarkan di saat yang paling sensitif.
Nvidia, sang raksasa teknologi, kini secara efektif telah menjadi "sandera" dalam pertarungan antara dua negara adidaya untuk supremasi teknologi di masa depan.
Saham Nvidia pun langsung anjlok 1,4% sesaat setelah pengumuman tersebut.
Konteks Aksi Saling Balas
Langkah dramatis China ini adalah puncak dari serangkaian aksi saling "pukul" yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.