Tim Dosen Universitas Budi Luhur Luncurkan Aplikasi untuk Selamatkan Seni Tradisi Banten

3 hours ago 7

loading...

Tim dosen Universitas Budi Luhur melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) berfokus pada revitalisasi seni Tari Golok. Foto/Istimewa

JAKARTA - Penyelamatan seni tradisi Banten merupakan langkah penting di tengah persimpangan antara tradisi dan gempuran teknologi. Karena itu, tim dosen Universitas Budi Luhur melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) berfokus pada revitalisasi seni Tari Golok.

Menurut Ketua Pelaksana PkM Universitas Budi Luhur Anwar Rifai, kegiatan yang menjembatani warisan budaya dan masa depan tersebut berlangsung di Kabupaten Serang, Banten, Senin (10/11/2025). Inovasi utama kegiatan PkM ini adalah menghadirkan aplikasi digital bernama Pusaka Tari Golok, yang dirancang untuk mendokumentasikan, mengajarkan, dan mempromosikan warisan budaya takbenda khas Banten kepada generasi baru. Tim PkM beranggotakan dua dosen Universitas Budi Luhur multidisiplin, yakni Geri Suratno dan Iman Permana. Mahasiswa diikutsertakan secara aktif. Mereka adalah Abdullah Kafabihi, Muhammad Darus Alfahrizi, dan Hidayat Ramadhani Supriyatna.

Anwar menjelaskan urgensi inovasi penyelamatan seni budaya Tari Golok dari gerusan zaman. Tari Golok bukan sekadar rangkaian gerak estetis, melainkan representasi narasi sejarah, kearifan lokal, dan identitas komunal masyarakat Banten. Saat ini keberlanjutannya menghadapi tantangan multidimensional. "Program ini lahir dari identifikasi terhadap masalah yang mendesak di lapangan. Tim kami melihat adanya kesenjangan yang semakin melebar antara kekayaan potensi budaya Tari Golok dengan kapasitas adaptasi para pelakunya," ujar Anwar dalam keterangannya, Rabu (12/11/2025).

Baca Juga: 10 Tarian Terpopuler di Muka Bumi

Hasil indentifikasi, masalah utama adalah rendahnya literasi digital di kalangan seniman dan pengelola sanggar. Hal ini terlihat dalam beberapa aspek kritis. Pertama, proses dokumentasi yang masih konvensional dan sporadis, hanya dengan mengandalkan ingatan lisan para senior dan rekaman ponsel seadanya. Tanpa arsip audio-visual yang memadai, detail gerak, filosofi, dan sejarah, Tari Golok berisiko tergerus waktu. Kedua, strategi promosi tidak memanfaatkan platform digital secara optimal, sehingga jangkauan audiens tetap bersifat lokal dan terbatas. "Inilah akar masalah regenerasi. Minimnya inovasi media pembelajaran yang relevan bagi generasi Z dan milenial berkontribusi langsung pada menurunnya minat mereka untuk berpartisipasi," kata Anwar.

Read Entire Article
Prestasi | | | |