Fimela.com, Malang Banyak orang mengalami frustasi ketika sudah berusaha keras menjalani pola makan sehat dan rutin berolahraga, namun angka di timbangan tidak kunjung bergerak turun. Situasi ini sangat umum terjadi dan bukan berarti upaya yang dilakukan sia-sia. Tubuh memang dirancang untuk bertahan hidup, sehingga memiliki mekanisme pertahanan ketika mengalami penurunan berat badan yang signifikan.
Pada awal program penurunan berat badan, biasanya hasilnya cukup cepat terlihat tanpa banyak usaha. Namun seiring waktu, penurunan berat badan bisa melambat atau bahkan berhenti sama sekali. Kondisi yang disebut plateau ini sangat normal dan dialami hampir semua orang yang sedang berusaha menurunkan berat badan. Yang penting adalah memahami faktor-faktor yang mungkin menghambat progress dan melakukan penyesuaian strategi.
Beberapa faktor yang sering tidak disadari ternyata memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan program penurunan berat badan. Mulai dari kebiasaan makan yang tampak sepele, pola tidur, hingga jenis makanan yang dikonsumsi. Memahami faktor-faktor ini dapat membantu mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki untuk kembali mencapai progress yang diinginkan.
Asupan Protein yang Tidak Mencukupi
Protein adalah nutrisi penting untuk menurunkan berat badan yang sering kurang diperhatikan. Berbagai penelitian tentang diet tinggi protein menemukan bahwa protein dapat membantu meningkatkan penurunan berat badan dan menurunkan risiko penyakit jantung.
Hal ini terjadi karena protein dapat membantu merasa kenyang lebih lama dan membantu mempertahankan resting energy expenditure, sebagian karena efek protein pada hormon pengatur nafsu makan. Asupan protein yang tinggi juga membantu mencegah kenaikan berat badan kembali. Protein membantu mempertahankan massa otot selama proses penurunan berat badan, sehingga metabolisme tetap optimal.
Masih Mengonsumsi Minuman Bergula
Minuman manis adalah salah satu penyumbang kalori tersembunyi yang paling signifikan dalam diet harian. Otak tidak mengompensasi kalori dari minuman dengan membuat makan lebih sedikit dari makanan lain. Ini tidak hanya berlaku untuk minuman manis seperti soda, tetapi juga berlaku untuk minuman yang dianggap "lebih sehat" seperti vitamin water yang juga sarat dengan gula.
Bahkan jus buah tidak boleh dikonsumsi dalam jumlah besar karena segelas jus dapat mengandung jumlah gula yang sama dengan beberapa potong buah utuh. Perbedaannya adalah buah utuh mengandung serat yang membantu memperlambat penyerapan gula dan memberikan rasa kenyang.
Kualitas Tidur yang Buruk
Tidur yang berkualitas adalah salah satu faktor terpenting untuk kesehatan fisik dan mental serta berat badan. Kurang tidur merupakan salah satu faktor risiko terbesar untuk obesitas. Penelitian menunjukkan bahwa tidak cukup tidur dan tidur berlebihan keduanya dikaitkan dengan obesitas.
Jumlah tidur ideal yang direkomendasikan adalah 7-8 jam per malam untuk orang dewasa. Kurang tidur dapat mengganggu hormon yang mengatur nafsu makan seperti leptin dan ghrelin, membuat lebih mudah merasa lapar dan cenderung makan berlebihan. Selain itu, kurang tidur juga menurunkan motivasi untuk berolahraga dan membuat lebih sulit menahan godaan makanan tidak sehat.
Kurang Minum Air Putih
Minum air dapat bermanfaat untuk penurunan berat badan karena tetap terhidrasi dapat membantu meningkatkan metabolisme. Penelitian menemukan penurunan berat badan rata-rata 5,15% karena meningkatkan asupan air. Setidaknya dalam salah satu penelitian, hal ini berkaitan dengan mengganti minuman berkalori dengan air.
Air juga dapat membantu mengurangi nafsu makan jika diminum sebelum makan, karena dapat membuat perut terasa lebih kenyang. Dehidrasi ringan saja dapat memperlambat metabolisme dan membuat tubuh menahan lebih banyak air, yang bisa mempengaruhi angka di timbangan.
Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Olahan
Makanan olahan dirancang untuk memicu keinginan makan berlebihan melalui kombinasi gula, garam, dan lemak yang tidak terjadi secara alami dalam makanan utuh. Makanan ini juga umumnya rendah nutrisi tetapi tinggi kalori, sehingga tidak memberikan rasa kenyang yang tahan lama. Ketergantungan pada makanan olahan tinggi dapat membuat sulit mengontrol porsi dan memilih makanan yang lebih bernutrisi.
Penting untuk diingat bahwa penurunan berat badan adalah proses yang kompleks dan individual. Apa yang berhasil untuk satu orang mungkin tidak berhasil untuk orang lain. Kunci utamanya adalah konsistensi dalam menerapkan kebiasaan sehat dan kesabaran dalam melihat hasilnya. Plateau penurunan berat badan adalah bagian normal dari proses dan bukan tanda kegagalan. Dengan mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang mungkin menghambat progress, serta menyesuaikan strategi sesuai kebutuhan, tujuan penurunan berat badan yang sehat dan berkelanjutan tetap bisa dicapai.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.