loading...
Penurunan harga yang tinggi membuat konsumen ragu untuk membeli mobil listrik. Foto: Sindonews
JAKARTA - Panggung pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 baru saja usai, meninggalkan gemerlap lampu sorot pada mobil-mobil listrik (EV) yang digadang-gadang sebagai kendaraan masa depan.
Namun, di pasar mobil bekas, data berkata sebaliknya. "Sang raja tua", mobil bermesin bensin (ICE) dan hybrid (HEV), masih berdiri kokoh, menolak tunduk pada gempuran EV.
Senjata utama mereka? Faktor krusial bagi konsumen Indonesia: harga jual kembali (resale value).
Data dari OLXmobbi, yang menjadi mitra resmi trade-in di GIIAS 2025, melukiskan gambaran jernih.
Animo masyarakat untuk bertransaksi mobil bekas justru meledak. Terjadi lonjakan signifikan sebesar 53% pada pelanggan yang melakukan tukar tambah, dan jumlah penjual mobil di platform tersebut meroket 47% dibanding tahun sebelumnya.
Ini adalah sinyal bahwa pasar otomotif sekunder sedang berdenyut kencang.
Namun, data penyerapan inilah yang membuka tabir realitas pasar. Harga rata-rata mobil bekas yang diserap selama pameran berada di angka Rp150 juta.